·
1. BEBERAPA PENDEKATAN PENGKAJIAN SASTRA Hartono, M. Hum. PBSI
FBS UNY
·
2. Mengapa Pendekatan Pengkajian Sastra selalu Berkembang?2 1.
Ragam sastra sangat banyak dan berkembang secara dinamis. Kondisi- kondisi
perkembangan tersebut memerlukan cara pemahaman yang berbeda-beda. 2. Kesulitan
dalam memahami gejala sastra memicu para ilmuwan untuk menemukan berbagai cara
sebagai pendekatan yang baru. Dengan kata lain, gejala sastra memunculkan
hadirnya sejumlah masalah yang baru yang menarik dan perlu dipecahkan).
·
3. MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA3 1. Pendekatan
mimetik 2. Pendekatan ekspresif 3. Pendekatan pragmatik 4. Pendekatan objektif
5. Pendekatan struktural 6. Pendekatan semiotik 7. Pendekatan sosiologi sastra
8. Pendekatan resepsi sastra 9. Pendekatan psikologi sastra 10. Pendekatan
moral 11. Pendekatan feminisme
·
4. Dasar Perkembangan Pendekatan Pengkajian Sastra Dirumuskan
dari Pendekatan Abrams4
·
5. 1. PENDEKATAN MIMETIK5 • Pendekatan yang berupaya memahami
hubungan karya sastra dengan realitas/kenyataan (berasal dari kata mimesis
(bahasa Yunani) yang berarti tiruan) Realitas: sosial, budaya, politik Karya
Sastra
·
6. Pendekatan Mimetik (lanjutan)6 • Kelemahan : sering dilakukan
pembandingan langsung antara realitas faktual (riil) sehingga hakikat karya
sastra yang fiktif imajiner sering dilupakan • Perkembangan selanjutnya :
PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA
·
7. 2. PENDEKATAN EKSPRESIF7 • Pendekatan yang memfokuskan
perhatiannya pada sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya sastra
Pengarang Karya Sastra ide, gagasan, emosi, pengalaman lahir batin
·
8. 2. PENDEKATAN EKSPRESIF (lanjutan)8 • Kelemahan : cenderung
menyamakan secara langsung realitas yang ada dalam karya sastra dengan realitas
yang dialami sastrawan atau pengarang • Perkembangan selanjutnya : PENDEKATAN
SOSIOLOGI PENGARANG
·
9. 3. PENDEKATAN PRAGMATIK9 • Pendekatan yang memandang karya
sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca • Karya
sastra pembaca • Kelemahan: cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilannya
dalam mencapai tujuan tertentu kepada pembaca • Perkembangan selanjutnya:
RESEPSI
·
10. 4. PENDEKATAN OBJEKTIF10 • Pendekatan yang
memandang/memfokuskan perhatiannya pada karya sastra itu sendiri • Karya sastra
dianggap sebagai struktur yang otonom dan bebas dari hubungan dengan realitas,
pengarang, dan pembaca • Rene Wellek dan Austin Warren menyebutnya pendekatan
intrinsik • Kelemahan: menolak unsur-unsur ekstrinsik dalam karya sastra •
Perkembangan selanjutnya: STRUKTURAL
·
11. 5. PENDEKATAN STRUKTURAL11 • Pendekatan yang memandang dan
memahami karya sastra dari segi struktur itu sendiri. • Pendekatan ini memahami
karya sastra secara close reading (membaca karya sastra secara tertutup tanpa
melihat pengarangnya, realitas, dan pembaca). • Pendekatan struktural bertujuan
membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetil, dan semendalam
mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang
bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984)
·
12. Kritik terhadap Pendekatan Struktural (Teeuw, 1984)12 1. New
criticism secara khusus dan analisis struktur karya sastra secara umum belum
merupakan teori sastra, malahan tidak berdasarkan teori sastra yang tepat dan
lengkap, bahkan ternyata merupakan bahaya untuk mengembangkan teori sastra yang
sangat perlu. 2. Karya sastra tidak dapat diteliti secara terasing tetapi harus
dipahami dalam rangka sistem sastra dengan latar belakang sejarah.
·
13. Kritik terhadap Pendekatan Struktural (Teeuw, 1984)13 3.
Adanya struktur yang objektif pada karya sastra makin disangsikan, sementara
itu peranan pembaca selaku pemberi makna dalam interpretasi karya sastra makin
ditonjolkan dengan segala konsekuensi untuk analisis struktural 4. Analisis
yang menekankan otonomi karya sastra untuk menghilangkan konteks dan fungsinya,
sehingga karya itu dimenaragadingkan dan kehilangan relevansi sosialnya
·
14. 6. PENDEKATAN SEMIOTIK14 • Pendekatan yang memandang karya
sastra sebagai sistem tanda • Sebagai ilmu tanda, semiotik secara sistematik
mempelajari tanda-tanda dan lambang (semeion, bahasa Yunani yang berarti
tanda), sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg, 1984)
• Manusia selalu berada dalam proses semiosis, yaitu memahami sesuatu yang ada
di sekitar sebagai sistem tanda
·
15. Pendekatan Semiotik (lanjutan)15 • Tanda terdiri dari 2
aspek, yaitu: – Penanda: hal yang menandai sesuatu – Petanda: referent yang
diacu atau dituju oleh tanda tertentu • Bahasa dan sastra merupakan sistem
tanda. Bahasa sebagai sistem tanda tingkat pertama dan sastra merupakan sistem
tanda tingkat kedua
·
16. Semiotik Tingkat Pertama dan Kedua16 • Bahasa merupakan
sistem semiotik tingkat pertama – Penanda: kata – Petanda: makna (dalam arti
normatif) – Contoh: kursi bermakna tempat untuk duduk • Sastra merupakan sistem
semiotik tingkat kedua – Penanda: bahasa dan unsur struktural – Petanda: makna
(ditentukan oleh konvensi sastra)
·
17. 7. PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA17 • Merupakan perkawinan ilmu
sosiologi dan sastra • Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang
manusia dan masyarakat, telaah tentang lembaga sosial dan proses sosial.
Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia
berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada.
·
18. SASTRA18 • Karya (ciptaan) manusia (sastrawan) yang mencoba
memahami dan menggambarkan kembali realitas yang terjadi dalam masyarakat,
diekspresikan melalui media bahasa. • Sastra, khususnya novel, menyusup
menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia
menghayati masyarakat dengan perasaannya. • Sastra merupakan institusi sosial,
dokumen sosial yang mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada masa
tertentu, sarana memahami realitas sosial, cermin realitas, model kehidupan.
·
19. SOSIOLOGI SASTRA19 • Sosiologi sastra = sosio sastra =
pendekatan sosiologis = pendekatan sosiokultural • Adalah teori dan pendekatan
terhadap karya sastra yang menghubungkan karya sastra dengan aspek masyarakat,
atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal yang bersifat sosial
kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena sosial
·
20. Latar belakang munculnya pendekatan sosiologi sastra:20 •
karya sastra tidak bisa dipahami secara utuh jika dipisahkan dari lingkungan
atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkannya karena karya sastra
tidak bisa terlepas dari realitas social yang terjadi dalam masyarakat •
Sapardi Djoko Damono mengemukakan bahwa sastra tidak jatuh begitu saja dari
langit, tetapi ada hubungan antara sastrawan, karya sastra, dan masyarakat
·
21. KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRA MENURUT RENE WELLEK DAN AUSTIN
WARREN21 • Sosiologi pengarang --- memasalahkan status sosial, ideologi sosial,
dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra, atau
menjadikan latar sosial kemasyarakatan pengarang sebagai salah satu faktor yang
dipergunakan untuk menilai karya sastra • Sosiologi karya sastra ---
memasalahkan apa yang tersirat dan apa yang menjadi tujuan karya sastra •
Sosiologi pembaca dan pengaruh sosial karya sastra --- memasalahkan seberapa
jauh karya sastra itu memiliki pengaruh terhadap masyarakat, khususnya
pembacanya, dan seberapa jauh pembaca, masyarakat itu, terpengaruh oleh karya
sastra yang dibacanya.
·
22. KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRA MENURUT IAN WATT22 • Konteks
sosial pengarang --- berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dan kaitannya
dengan masyarakat pembaca • Sastra sebagai cermin masyarakat --- sampai sejauh
mana sastra dapat dianggap mencerminkan keadaan masyarakat • Fungsi sosial
sastra --- sampai seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial dan
sampai seberapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial
·
23. KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRA MENURUT UMAR JUNUS23 • karya
sastra sebagai dokumen sosial budaya • penghasilan dan pemasaran karya sastra •
penerimaan masyarakat terhadap karya sastra • pengaruh sosial budaya terhadap
penciptaan karya sastra • mekanisme universal seni, termasuk karya sastra
·
24. 8. PENDEKATAN RESEPSI SASTRA24 • Memahami dan menilai karya
sastra berdasarkan tanggapan para pembaca terhadap karya sastra tertentu •
Bentuk tanggapan pembaca terhadap karya sastra: – Tanggapan aktif: berupa
komentar, kritik, ulasan, atau resensi terhadap karya sastra – Tanggapan pasif:
bagaimana pembaca dapat memahami suatu karya sastra dan menemukan hakikat
estética di dalamnya --- tidak dapat diketahui orang lain
·
25. Macam-macam Pendekatan Resepsi Sastra25 1. Resepsi sastra
eksperimental 2. Resepsi sastra lewat kritik sastra 3. Pendekatan melalui fisik
teks –Intertekstual –Penyalinan –Penerjemahan –Penyaduran
·
26. Resepsi Sastra Eksperimental26 • Dilakukan dengan studi
lapangan. Pembaca memberikan tanggapannya terhadap karya sastra dengan mengisi
daftar pertanyaan. Jawaban yang menunjukkan tanggapan para pembaca kemudian
dianalisis secara sistematik dan kuantitatif, dapat pula dipancing jawaban yang
tidak terarah dan bebas, kemudian dianalisis secara kualitatif. • Hanya berlaku
untuk teks-teks sastra masa kini • Bertujuan mengungkapkan reaksi pembaca masa
kini
·
27. Resepsi sastra lewat kritik sastra27 • Dikembangkan oleh
Felix Vodicka • Kritikus dianggap sebagai penanggap utama dan khas karena dapat
menetapkan konkretisasi (pemaknaan) karya sastra
·
28. Resepsi Sastra Melalui Fisik Teks28 1. Pendekatan
intertekstual – Dikembangkan oleh Gauss – Membandingkan karya sastra dengan
karya yang menjadi hipogramnya (karya yang menjadi latar penciptaan karya lain)
1. Penyalinan – Biasanya dilakukan pada karya sastra lama pada bidang filologi
(pengkajian naskah kuno) – Misalnya karya sastra Melayu yang kebanyakan
disimpan dalam naskah salinan
·
29. Resepsi Sastra Melalui Fisik Teks29 3. Penyaduran – Naskah
Malin Kundang, Romeo dan Juliet yang banyak disadur oleh para pengarang 4.
Penerjemahan – Pengalihan teks dari bahasa satu ke bahasa lain
·
30. 9. PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA30 Perkawinan ilmu psikologi
dan sastra
·
31. Pengertian psikologi sastra menurut Wellek dan Warren
(1990):31 • studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi ---
psikologi seni • studi proses kreatif --- psikologi seni • studi tipe dan
hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra (menginterpretasikan
dan menilai karya sastra dengan psikologi) --- psikologi sastra • mempelajari
dampak sastra pada pembaca --- sosiologi pembaca
·
32. Manusia dalam sastra dan psikologi32 • Sastra ---
membicarakan manusia yang diciptakan pengarang (manusia imajiner) • Psikologi
--- membicarakan manusia yang diciptakan Tuhan secara riil hidup di alam nyata
·
33. Latar belakang psikologi sastra33 • meluasnya perkenalan
sarjana sastra dengan ajaran Freud yang mulai diterbitkan dalam bahasa Inggris,
yaitu The Interpretation of Dreaming (Tafsir Mimpi) dan Three Contributions to
A Theory of Sex (Tiga Sumbangan Pikiran ke Arah Seks).
·
34. Perhatian!!34 • Manusia imajiner yang diciptakan pengarang
kadang tidak sama dengan manusia dalam kehidupan riil, tokoh cerita yang
mengandung kebenaran psikologis belum tentu bernilai artistik.
·
35. 10. PENDEKATAN MORAL35 • Pendekatan yang bertolak dari dasar
pemikiran bahwa karya sastra dapat menjadi media yang paling efektif untuk
membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat • Moral : suatu norma,
etika, konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar
masyarakat.
·
36. Latar belakang munculnya pendekatan moral36 • Pandangan yang
mengatakan bahwa karya sastra yang baik selalu memberikan pesan moral lepada pembaca
untuk berbuat baik, yaitu mengajak pembaca untuk menjunjung tinggi norma-norma
sosial. Karya sastra dianggap sebagai sarana pendidikan moral.
·
37. 11. PENDEKATAN FEMINISME37 • Pendekatan yang mendasarkan
pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam memandang
eksistensi perempuan • Lahirnya pendekatan feminisme tidak bisa dilepaskan dari
gerakan feminisme di Amerika yang berkembang tahun 1700- an.
·
38. Awal mula lahirnya gerakan feminisme di Amerika38 • Ungkapan
all men are created equal pada deklarasi Amerika tahun 1776 mendapat tanggapan
dari Women’s Great Rebellion dengan deklarasinya all men and women are created
equal. Pemerintah Amerika dianggap tidak mengindahkan kepentingan kaum
perempuan.
·
39. Awal mula lahirnya gerakan feminisme di Amerika39 • Protes
terhadap ajaran gereja yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki. – Martin
Luther & John Calvin: laki-laki dan perempuan bisa berhubungan langsung
dengan Tuhan, tetapi perempuan tidak layak bepergian, wanita harus tinggal di rumah
dan mengatur rumah tangga – Gereja Katolik --- perempuan adalah makhluk yang
kotor dan wakil iblis, di gereja hendaknya perempuan diam dan tidak diizinkan
berbicara, para istri hendaknya tunduk kepada suami • Konsep sosialisme dan
Marxis --- perempuan merupakan suatu kelas dalam masyarakat yang ditindas oleh
kelas lain, yaitu kelas laki-laki
·
40. Aliran Feminisme40 • Meskipun berbagai aliran feminisme
memiliki teori dan ideologi yang beragam tetapi semua berangkat dari kesadaran
yang sama akan penindasan dan pemerasan perempuan dalam masyarakat. Berbagai
aliran aliran tersebut adalah: – feminisme liberal – feminisme radikal –
feminisme marxis – feminisme sosialis
·
41. Ragam kritik sastra feminis41 • kritik sastra feminis
ideologis --- memfokuskan perhatian pada citra serta stereotipe wanita dalam
karya sastra, meneliti kesalahpahaman tentang wanita dan sebab-sebab mengapa
wanita swing tidak diperhitungkan dalam kritik sastra • kritik sastra feminis
genokritik --- meneliti sejarah karya sastra wanita, gaya penulisan, tema,
genre, struktur tulisan wanita, kreativitas penulis wanita, profesi penulis
wanita sebagai sebuah perkumpulan, serta perkembangan dan peraturan tradisi
penulis wanita • kritik sastra feminis sosialis-Marxis --- meneliti tokoh-tokoh
wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat
·
42. Ragam kritik sastra feminis (lanjutan)42 • kritik sastra
feminis psikoanalitik --- memfokuskan kajian pada tulisan-tulisan wanita karena
para feminis percaya bahwa pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya
pada si tokoh wanita, sedangkan tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan
cermin penciptanya • kritik sastra feminis lesbian --- meneliti penulis dan
tokoh wanita saja, diawali dengan mengembangkan suatu definisi yang cermat tentang
makna lesbian, kemudian mengidentifikasi penulis dan karya-karya lesbian •
kritik sastra feminis ras/etnik --- kritik yang membatasi kajiannya pada
penulis wanita etnik dan karyanya (dilatarbelakangi oleh kaum feminisme etnik
Amerika yang mengalami deskriminasi seksual dan rasial)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar