Kamis, 20 November 2014

paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif


Metodologi Penelitian
September 10
2013
Makalah ini disusun oleh: 

1.     Ahda Sadidansyah Putra
2.     Andina Ichsani

Kelas: Pendidikan Bahasa-A (PB-A)



Pembahasan Dasar Penelitian















DAFTAR ISI

BAB I             HAKIKAT PENELITIAN
BAB II                        METODE ILMIAH
BAB III          PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
DAFTAR PUSTAKA



















BAB I
HAKIKAT PENELITIAN

1.1       Definisi Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah (Emzir, 2008: 3). Sementara itu, penelitian menurut Jafar Ahiri (2008: 1) adalah suatu proses sistematis untuk menemukan jawaban terhadap satu atau lebih pertanyaan yang mencakup pemilihan masalah, kajian literature, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian didefinisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematik. McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991:7) mendefinisikan penelitian sebagai “suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisisan informasi (data) untuk berbagai tujuan.” Sementara Kerlinger (1990:17) mendefinisikan penelitian sebagai “penyelidikan sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena social yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut.” Penelitian menggunakan metode ilmiah, penyelidikan pengetahuan melalui metode pengumpulan, analisis, dan interpretasi data (Emzir, 2008: 5).
Menurut pendapat beberapa ahli, penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut: (http://willm45.wordpress.com/2013/01/30/5/)
Prof. Drs. Sutrisno Hadi M.A: Research (penelitian) dapat didesefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan,  dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
H. Hadari Nawawi – H. Mimi Martini : Penelitian merupakan pekerjaan ilmiah yang harus dilakukan secara sistematis, teratur dan tertib, sebagi usaha menemukan kebenaran yang objektif dengan hasil akhir berupa pemecahan masalah atau pengujian hipotesis yang sesuai dengan common sense.
Ary, Jacobs, dan Razafieh: Penelitian dapat dirumuskan sebagai pendekatan ilmiah pada pengkajian masalah. Penelitian merupakan usaha sistematis dan objektif unutk mencari pengetahuan yang dapat dipercaya.

1.2       Proses Sistematik Penelitian
Jika dikaitkan dengan metode ilmiah, suatu proses penelitian sekurang-kurangnya berisi suatu rangkaian urutan langkah-langkah. Lima langkah yang sesuai dengan metode ilmiah dan melengkapi elemen-elemen umum pendekatan sistematik pada penelitian adalah (1) identifikasi masalah penelitian, (2) review informasi, (3) pengumpulan data, (4) analisis data, dan (5) penarikan kesimpulan. Kelima langkah penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


 
                                        

Gambar 1.2.1 Langkah-langkah penelitian

1.3       Pendekatan Penelitian
Creswell (2003: 3) mengemukakan tiga pendekatan penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif, dan pendekatan metode gabungan  (mixed method approach).  Ketiga elemen utama yang terdapat dalam pendekatan penelitian adalah metode spesifik pengumpulan dan analisis data dalam suatu studi yang bermanfaat untuk memerhatikan posibilitas pengumpulan data dalam suatu studi. Tuntutan pengetahuan, strategi, dan metode, semuanya memberikan kontribusi pada suatu pendekatan penelitian yang cenderung lebih kuantitatif, kualitatif, atau gabungan.







BAB II
METODE ILMIAH

Mengacu pada penjelasan tentang hakikat penelitian di atas, metode ilmiah masih memiliki keterkaitan langsung dengan penelitian sebagai sarana aplikasi dalam melakukan kegiatan penelitian. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan/atau mengontrol fenomena yang didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan semua akibat memiliki penyebab yang dapat diketahui. Secara mendasar, metode ilmiah melibatkan induksi hipotesis yang didasarkan pada observasi, deduksi dari hasil hipotesis, pengujian implikasi, dan penerimaan atau penolakan hipotesis.
Metode ilmiah merupakan suatu proses beraturan yang memerlukan sejumlah langkah yang berurutan seperti pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. (Emzir, 2008: 5). Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan secara informal dalam pemecahan berbagai masalah sehari-hari, dan penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah adalah semua yang dilakukan oleh penelitian.
Menurut Jafar Ahiri (2008: 1), untuk menghasilkan jawaban yang mungkin bersifat umum dan abstrak, misalnya pada penelitian dasar, atau mungkin bersifat spesifik seperti pada penelitian terapan, diperlukan suatu pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode ilmiah.
Pelajaran yang membicarakan metode-metode ilmiah mengenai penelitian disebut metode penelitian atau research methodology. Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John Dewey untuk memecahkan masalah.





KRITERIA METODE ILMIAH (Notoaatmodjo, 2002)
-         Berdasarkan fakta
-         Bebas dari prasangka
-         Menggunakan prinsip analisis
-         Menggunakan hipotesis
-         Menggunakan ukuran objektif

LANGKAH-LANGKAH UMUM METODE ILMIAH (Notoatmodjo, 2002)
1.      Memilih dan atau mengidentifikasi masalah
2.      Menetapkan tujuan penelitian
3.      Studi literatur
4.      Merumuskan kerangka konsep penelitian
5.      Merumuskan hipotesis
6.      Merumuskan metode penelitian
7.      Pengumpulan data
8.      Mengolah dan menganalisis data
9.      Membuat laporan














BAB III
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

3.1       Definisi Paradigma
Moleong (1993: 29) mendefinisikan paradigma sebagai cara memandang hal atau peristiwa tertentu yang kemudian membentuk satu perangkat kepercayaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu. Dalam paradigma kualitatif, realitas sosial dipandang sebagai sesuatu yang holistis, rumit, dinamis, dan bermakna yang disebut paradigma postpositivisme. Paradigma postpositivisme mengembangkan metode penelitian kualitatif, dan positivisme mengembangkan metode kuantitatif. (Jafar Ahiri, 2008: 205).  
Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962), dan kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Definisi tersebut dipertegas oleh Friedrichs, sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer (1980), dengan menyatakan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan. (http://ilmupendidikangurufadhlidi.blogspot.com/2012/12/paradigma-metode-penelitian-kuantitatif.html)

3.2       Definisi Kualitatif dan Kuantitatif
Sebelum menguraikan secara terperinci mengenai penjelasan paradigma kedua penelitian tersebut, terlebih dahulu memahami secara saksama mengenai penjelasan definisi kualitatif dan kuantitatif. Berikut penjelasan definisi-definisi yang dapat membantu memperjelas kedua penelitian atau pendekatan tersebut: (Emzir, 2008: 28)
1.      Pendekatan Kuantitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survey yang memerlukan data statistik.
2.      Pendekatan Kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau orientasi perubahan) atau keduanya.
Sementara menurut Jafar Ahiri (2008: 205), metode penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Sedangkan penelitian Kuantitatif menggunakan instrument untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti. (Jafar, 2008: 206).















BAB IV
KESIMPULAN


Dalam penelitian ilmiah khususnya penelitian kualitatif dan kuantitatif, metode ilmiah yakni langkah-langkah  penelitian dalam pengolahan data termasuk dalam komponen penting. Tanpa suatu metode, penelitian ilmiah tidak dapat terlaksana dengan baik. Namun, metode ilmiah tersebut harus dimaknai agar tidak hanya merupakan kumpulan langkah-langkah yang tanpa arti. Untuk memaknainya diperlukan proses penelitian. Disinilah letak tahap kritis dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penjelasan mengenai hakikat penelitian, metode ilmiah, dan paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah untuk merumuskan dan menyimpulkan intisari landasan toeritis tentang penelitian kualitatif dan kuantitatif.  Sebagai pengantar penjelasan bentuk formula teori mana yang lebih baik untuk keperluan pelaporan hasil penelitian.

















DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan keempat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ahiri, Jafar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Cetakan pertama. Kendari: Unhalu Press
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif & Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar