Metodologi
Penelitian
|
September 10
2013
|
|
Makalah ini
disusun oleh:
1. Ahda
Sadidansyah Putra
2. Andina
Ichsani
Kelas: Pendidikan Bahasa-A (PB-A)
|
Pembahasan
Dasar Penelitian
|
|
DAFTAR
ISI
BAB I HAKIKAT
PENELITIAN
BAB II METODE
ILMIAH
BAB III PARADIGMA
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
HAKIKAT
PENELITIAN
1.1 Definisi
Penelitian
Penelitian pada
dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah
yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah (Emzir, 2008: 3). Sementara itu,
penelitian menurut Jafar Ahiri (2008: 1) adalah suatu proses sistematis untuk
menemukan jawaban terhadap satu atau lebih pertanyaan yang mencakup pemilihan
masalah, kajian literature, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan
kesimpulan.
Penelitian
didefinisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematik.
McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991:7) mendefinisikan penelitian
sebagai “suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisisan informasi
(data) untuk berbagai tujuan.” Sementara Kerlinger (1990:17) mendefinisikan
penelitian sebagai “penyelidikan sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis
tentang fenomena social yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan
yang berhubungan dengan fenomena tersebut.” Penelitian menggunakan metode
ilmiah, penyelidikan pengetahuan melalui metode pengumpulan, analisis, dan
interpretasi data (Emzir, 2008: 5).
Menurut
pendapat beberapa ahli, penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut: (http://willm45.wordpress.com/2013/01/30/5/)
Prof. Drs. Sutrisno Hadi M.A: Research (penelitian) dapat
didesefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
H. Hadari Nawawi – H. Mimi Martini : Penelitian merupakan
pekerjaan ilmiah yang harus dilakukan secara sistematis, teratur dan tertib,
sebagi usaha menemukan kebenaran yang objektif dengan hasil akhir berupa
pemecahan masalah atau pengujian hipotesis yang sesuai dengan common sense.
Ary, Jacobs, dan Razafieh: Penelitian dapat dirumuskan
sebagai pendekatan ilmiah pada pengkajian masalah. Penelitian merupakan usaha
sistematis dan objektif unutk mencari pengetahuan yang dapat dipercaya.
1.2 Proses
Sistematik Penelitian
Jika dikaitkan dengan
metode ilmiah, suatu proses penelitian sekurang-kurangnya berisi suatu
rangkaian urutan langkah-langkah. Lima langkah yang sesuai dengan metode ilmiah
dan melengkapi elemen-elemen umum pendekatan sistematik pada penelitian adalah
(1) identifikasi masalah penelitian, (2) review informasi, (3) pengumpulan
data, (4) analisis data, dan (5) penarikan kesimpulan. Kelima langkah
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
1.2.1 Langkah-langkah
penelitian
1.3 Pendekatan Penelitian
Creswell (2003: 3)
mengemukakan tiga pendekatan penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif,
pendekatan kualitatif, dan pendekatan metode gabungan (mixed
method approach). Ketiga elemen utama
yang terdapat dalam pendekatan penelitian adalah metode spesifik pengumpulan
dan analisis data dalam suatu studi yang bermanfaat untuk memerhatikan
posibilitas pengumpulan data dalam suatu studi. Tuntutan pengetahuan, strategi,
dan metode, semuanya memberikan kontribusi pada suatu pendekatan penelitian
yang cenderung lebih kuantitatif, kualitatif, atau gabungan.
BAB
II
METODE ILMIAH
Mengacu pada penjelasan
tentang hakikat penelitian di atas, metode ilmiah masih memiliki keterkaitan
langsung dengan penelitian sebagai sarana aplikasi dalam melakukan kegiatan
penelitian. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, dan/atau mengontrol fenomena yang didasarkan pada asumsi bahwa
semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan semua akibat memiliki penyebab
yang dapat diketahui. Secara mendasar, metode ilmiah melibatkan induksi
hipotesis yang didasarkan pada observasi, deduksi dari hasil hipotesis,
pengujian implikasi, dan penerimaan atau penolakan hipotesis.
Metode ilmiah merupakan
suatu proses beraturan yang memerlukan sejumlah langkah yang berurutan seperti
pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data,
analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya
suatu hipotesis. (Emzir, 2008: 5). Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan
secara informal dalam pemecahan berbagai masalah sehari-hari, dan penerapan
yang lebih formal dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah adalah
semua yang dilakukan oleh penelitian.
Menurut Jafar Ahiri
(2008: 1), untuk menghasilkan jawaban yang mungkin bersifat umum dan abstrak,
misalnya pada penelitian dasar, atau mungkin bersifat spesifik seperti pada
penelitian terapan, diperlukan suatu pengumpulan, pengolahan dan analisis data
dengan menggunakan metode ilmiah.
Pelajaran yang membicarakan metode-metode ilmiah
mengenai penelitian disebut metode penelitian atau research
methodology. Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John Dewey untuk
memecahkan masalah.
KRITERIA METODE ILMIAH (Notoaatmodjo, 2002)
- Berdasarkan fakta
- Bebas dari
prasangka
- Menggunakan
prinsip analisis
- Menggunakan
hipotesis
- Menggunakan
ukuran objektif
LANGKAH-LANGKAH UMUM METODE ILMIAH (Notoatmodjo, 2002)
1.
Memilih dan atau mengidentifikasi masalah
2.
Menetapkan tujuan penelitian
3.
Studi literatur
4.
Merumuskan kerangka konsep penelitian
5.
Merumuskan hipotesis
6.
Merumuskan metode penelitian
7.
Pengumpulan data
8.
Mengolah dan menganalisis data
9.
Membuat laporan
BAB
III
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF
3.1 Definisi
Paradigma
Moleong (1993: 29)
mendefinisikan paradigma sebagai cara memandang hal atau peristiwa tertentu
yang kemudian membentuk satu perangkat kepercayaan yang didasarkan atas
asumsi-asumsi tertentu. Dalam paradigma kualitatif, realitas sosial dipandang
sebagai sesuatu yang holistis, rumit, dinamis, dan bermakna yang disebut
paradigma postpositivisme. Paradigma postpositivisme mengembangkan metode
penelitian kualitatif, dan positivisme mengembangkan metode kuantitatif. (Jafar
Ahiri, 2008: 205).
Istilah
paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962), dan kemudian
dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut Kuhn, paradigma adalah cara
mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode
of inquiry tertentu, yang
kemudian menghasilkan mode of
knowing yang spesifik.
Definisi tersebut dipertegas oleh Friedrichs, sebagai suatu pandangan yang
mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari. Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer (1980),
dengan menyatakan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari para ilmuan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah
satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan. (http://ilmupendidikangurufadhlidi.blogspot.com/2012/12/paradigma-metode-penelitian-kuantitatif.html)
3.2 Definisi
Kualitatif dan Kuantitatif
Sebelum menguraikan
secara terperinci mengenai penjelasan paradigma kedua penelitian tersebut,
terlebih dahulu memahami secara saksama mengenai penjelasan definisi kualitatif
dan kuantitatif. Berikut penjelasan definisi-definisi yang dapat membantu
memperjelas kedua penelitian atau pendekatan tersebut: (Emzir, 2008: 28)
1. Pendekatan
Kuantitatif merupakan suatu
pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat,
reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan
pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi
penelitian seperti eksperimen dan survey yang memerlukan data statistik.
2. Pendekatan
Kualitatif merupakan salah satu pendekatan
yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan
konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang
secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori
atau pola) atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik,
isu, kolaboratif, atau orientasi perubahan) atau keduanya.
Sementara menurut Jafar
Ahiri (2008: 205), metode penelitian Kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Sedangkan penelitian Kuantitatif
menggunakan instrument untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel
yang diteliti. (Jafar, 2008: 206).
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam penelitian ilmiah khususnya penelitian kualitatif dan kuantitatif, metode
ilmiah yakni langkah-langkah penelitian dalam
pengolahan data termasuk dalam komponen penting. Tanpa suatu metode, penelitian
ilmiah tidak dapat terlaksana dengan baik. Namun, metode ilmiah tersebut harus
dimaknai agar tidak hanya merupakan kumpulan langkah-langkah yang tanpa arti.
Untuk memaknainya diperlukan proses penelitian. Disinilah letak tahap kritis
dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penjelasan mengenai hakikat penelitian, metode ilmiah, dan paradigma
penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah untuk merumuskan dan menyimpulkan
intisari landasan toeritis tentang penelitian kualitatif dan kuantitatif. Sebagai pengantar penjelasan bentuk formula
teori mana yang lebih baik untuk keperluan pelaporan hasil penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Cetakan keempat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ahiri, Jafar. 2008. Metodologi Penelitian
Pendidikan, Cetakan pertama. Kendari: Unhalu Press
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif
& Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar