BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum peneliti terjun kelapangan penelitian hal pertama
yang harus dipikirkan adalah topik penelitian.Sering terjadi pada mahasiswa
tingkat akhir merasa kebingungan dengan apa yang akan dia lakukan untuk
menyelesaikan skripsi, tesis ataupun disertasinya. Menentukan dan memilih topik
merupakan langkah awal untuk menyusun suatu karya ilmiah. Sugiyono
mengungkapkan setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah.[1]
Ini berarti bahwa setiap peneliti harus menentukan terlebih dahulu topikapa
yang akan dia angkat untuk selanjutnya menentukan masalah apa yang ada dalam
topik tersebut.
Bagi
sebagian besar peneliti, upaya penetapan topik penelitian bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah. Beberapa peneliti, berdasarkan pengalaman mereka,
menghabiskan beberapa hari atau bahkan minggu atau bulan untuk memikirkan topik
yang akan ditelitinya. Mengapa topik penelitian tidak mudah ditemukan? Pertama,
karena topik yang dipilih oleh peneliti seyogianya mampu memotivasi peneliti
untuk bekerja keras dan penuh semangat. Kedua, topik yang akan diteliti tidak
hanya menarik bagi dirinya sendiri, melainkan juga bisa memperoleh penghargaan
dari pihak lain. Ketiga, informasi atau data yang berkaitkan dengan topik
tersebut harus bisa diperoleh. Keempat, peneliti harus yakin bahwa dia
mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan
dengan topik yang dipilihnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
TOPIK PENELITIAN
Topik penelitian merupakan fokus dan gambaran untuk
mengetahui langkah apa yang selanjutnya harus dikerjakan dalam penyusunan
penelitian yang akan dilakukan. Topik penelitian merupakan gagasan utama dalam
penelitian, artinya akan seperti apa nantinya penelitian yang akan dilakukan
tergantung pada topik apa yang kita ambil. Hal ini sejalan dengan apa yang
telah disampaikan oleh Gay, Airasian dan Mills, topik atau
masalah adalah hal-hal yang akan dibahasa dalam penelitian. Intinya, topik
dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan,
pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.[2]
Lebih lanjut Gay dkk mengemukakan bahwa topik penelitian dapat diperoleh
dari beberapa sumber, diantaranya:
1.
Teori
Permasalahan yang paling penting biasanya datang dari teori.Teori adalah
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat
fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable,
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
2.
Pengalaman peneliti (personal
experience)
Hal lain yang biasanya menjadi carauntuk menemukantopik penelitian adalah
dengan menjawab pertanyaan yang muncul dari benak diri kita sendiri. Pertanyaan
– pertanyaan itu biasa datang ketika kita mengikuti diskusi kelas, membaca
artikel dari beberapa journal atau berinteraksi dengan orang lain.
3.
Penelitian terdahulu (previous study)
Sumber lain dari topik penelitian adalah hasil penelitian yang telah
dipublikasikan oleh orang lain. Dalam hal ini tidak berarti peneliti meniru
secara keselurahan dari apa yang telah diteliti orang lain. Namun peneliti
harus memodifikasi dan mengembangkan hasil penelitian yang dibacanya.
4.
Surat elektronik (electronic
mailing list)
Peneliti sering menggunakan surat elektronik untuk meminta saran dan
memberi tanggapan dari beberapa ahli yang dikenal peneliti. Daftar masuk dari
surat elektronik itu dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk menentukan
topik penelitian.
5.
Kaji pustaka (Library search)
Kaji pustaka merupakan salah satu cara yang paling sering dilakukan untuk
mancari topik penelitian. Merupakan pemandangan yang sering kita jumpai
diberbagai universitas bahwa mahasiswa yang akan menyusun penelitiannya menghabiskan
waktu diperpustakaan untuk mencari berbagai sumber ide untuk menentukan topik
penelitiaanya.
1.1.
Pembatasan Topik
Sebagian besar penelitian kuantitatif dan beberapa penelitian kualitatif
harus membatasi topik yang akan dikajinya sehingga menjadi lebih spesifik, topik
yang terlalu umum harus dibatasi sehingga menjadi lebih spesifik dan dapat diteliti. Topik yang
terlalu umum akan menyebebkan beberapa kesulitan bagi peneliti, diantaranya:
pertama, topik yang terlalu umum mempersulit peneliti dalam menentukan teori
yang akan digunakannya. Kedua, topik yang terlalu umum juga akan menghabiskan
waktu yang lama dalam penyusunan penelitiannya. Terakhir dan yang paling utama
ialah bahwa jika topik terlalu umum maka hasil penelitiannya juga akan susah
disimpulkan, dengan kata lain topik yang terlalu luas akan menghasilkan hasil
peneltian yang terlalu luas pula.
1.2.
Karakteristik Topik Penelitian
yang Baik
Hal pertama yang harus diperhatikan peneliti dalam memilih topik adalah
apakah topik tersebut menarik baginya atau tidak. Menyusun penelitian dengan topik
yang dianggapnya menarik akan memberikan motivasi selama peneliti menyusun
penelitiannya. Namun topik yang menarik hanyalah salah satu dari karekteristik topik
yang menarik.Gay dkk (2003:69)[3]
mengungkapkan bahwa yang paling fundamental dalam menentukan topik penelitian
adalah bahwa topik tersebut dapat ditelit.Maksud dari topik yang dapat diteliti
adalah topik tersebut dapat diinvestigasi dan dapat dianalisis dengan
mengumpulkan berbagai data.Masalah yang terkait dengan pilosofi dan etika
merupakan salah satu isu yang tidak dapat diteliti.Ketiga, karakteristik topik
yang baik adalah topik yang penting, artinya topik yang dipilih memungkinkan
adanya teori yang mendukung sehingga dalam penyusunannya tidak kesulitan dalam
mencari sumber teori sebagai pendukung penelitiannya.Keempat, topik penelitian
dapat dikatakan baik jika etis atau memiliki nilai moral yang baik.Hal ini
untuk menghindari adanya potensi menyakiti atau menyinggung semua yang tekait
dengan penelitian itu sendiri.Kelima, topik tang baik adalah topik yang
memungkinkan penelitinya untuk mengelola atau memanage penelitiannya. Dalam hal
ini yang perlu diperhatikan adalah bagai mana peneliti dapat membuat instrument
penelitiannya sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang akan ditelitinya.
2.
IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN
MASALAH
Peneliti akan memulai menyusun
penelitiannya dengan mengidentifikasi masalah yang akan di telitinya. Pada
dasarnya penelitian itu dilakukan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat
digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu semua penelitian yang akan
dilakukan harus berangkat dari masalah. Jika dalam penelitian telah dapat
menemukan masalah yang betul – betul masalah maka sebenarnya penelitian itu
telah selesai setengahnya. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian
merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan
maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dikerjakan.
3.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah
itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data. Namun demikian terdapat kaitan ertat antara masalah dengan rumusan
masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada
masalah.
Bentuk – Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Seperti telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk –
bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian
menurut tingkat eksplanasi.Bentuk masalah dapat dikelompokan kedalam bentuk
masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
3.1
Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu
variable atau atau lebih. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variable
itu dengan variable variable lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif.
3.2
Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3.3
Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.Terdapat tiga bentuk
hubungan, yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/timbal
balik.
1.
Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang
kebetulan muncul secara bersama.Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
2.
Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.Jadi disini ada
variable independen dan dipenden.
3.
Hubungan interaktif/timbal
balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.Disini tidak
diketahui mana variable dipenden dan mana yang independen.
4.
REVIEW LITERATUR
Review
literatur merupakan sebuah tulisan yang berupa rangkuman dari artikel, buku,
atau dokumen lainnya tentang topik sebuah penelitian. Review literatur tidak
hanya menajamkan kajian ilmiah pada sebuah penelitian, tapi juga menunjukkan
bahwa seorang peneliti berkompeten terhadap kajian keilmuan tentang topik
penelitiannya (Creswell, 2012).[4]
Sementara pengertian lainya, review literatur merupakan proses membaca,
menganalisis, dan merangkum materi ilmiah tentang topik yang spesifik
(Keating).[5]
Dari
kedua definisi diatas, review literatur merupakan bagian terpenting dalam
kegiatan proses penelitian. Dimana dalam pelaksanaannya, seorang peneliti harus
melakukan berbagai langkah dalam meriview sejumlah literatur tentang topik
penelitiannya. Sementara tujuan dari review literatur yakni menunjukkan bahwa
kegiatan penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang tentu saja dilakukan dengan
metode-metode ilmiah. Review literatur juga dapat dijadikan indikator topik
penelitian memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Selain
itu, review literatur dapat mengungkap relevansi terhadap bidang kelimuan yang
dipelajari dengan kondisi riil di lapangan.[6]
Creswell
membedakan review literatur bagi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bagi
penelitian jenis kuantitatif, seorang peneliti diupayakan mereview literatur
secara detail untuk mempertajam tujuan pokok dan studi penelitian. Sementara
rivew literatur pada penelitian kualitatif, peneliti dianjurkan menggunakan
literatur dengan jumlah yang minimalis agar peneliti dapat lebih maksimal
melakukan perannya.[7]
Terdapat
lima langkah dalam melakukan review literatur. Pertama, peneliti
mengidentifikasi istilah-istilah kunci yang berhubungan dengan topik
penelitian. Selanjutnya peneliti mengklasifikasi jenis literatur sebaga
refrensi dalam penelitian. Setelah itu peneliti mengevaluasi materi yang
didapat untuk mengetahui relevansinya dengan topik penelitian. Langkah
selanjutnya peneliti membuat literature map, dimana peneliti membuat
catatan-catatan dengan merubahnya dalam sebuah keterangan visual. Terakhir,
peneliti menuliskan review literatur itu sendiri sesuai dengan tipe penelitiannya.
Menyimak
jenis-jenis literatur sangat diperlukan sebagai usaha untuk mencapai hasil
penelitian yang objektif dan valid. Semakin banyak literatur yang sinkron
dengan topik penelitian maka dapat menambah kekuatan hasil dari sebuah
penelitian. Dengan review literatur, maksud topik penelitian semakin meruncing
sehingga memepermudah perumusan dan pernyataan hipotesis penelitian.
5. PERUMUSAN
DAN PERNYATAAN HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis diturunkan
dari kerangka pemikiran (yang memuat teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, dan
penemuan-penemuan terdahulu) yang harus diuji secara empirik.[8]
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam menyusun hipotesis diantaranya:
1. Menyatakan
pertautan antara dua variable atau lebih.
2. Dinyatakan
dalam kalimat deklaratif atau pernyataan yang jelas, padat, dan spesifik.
3. Hipotesis
harus dapat diuji.
Jenis
hipotesis terbagi dua; hipotesis deskriptif dan hipotesis eksplanatif.
1. Hipotesis
deskriptif yaitu jawaban sementara yang berupa pernyataan deskriptif. Untuk itu
diperlukan melihat rumusan masalah penelitian, memerlukan jawaban deskriptif
atau tidak. Missal; Rumusan masalah: bagaimana gambaran latar belakang
profesional guru di SMA X? Hipotesis: Guru SMA X pada umumnya berlatar belakang
sarjana yang sudah memiliki kompetensi yang sesuai dengan profesionalisasinya.
2. Hipotesis
eksplanatif yakni jawaban sementara terhadap permasalahan yang menghubungkan
dua variabel atau lebih. Missal; Rumusan masalah: (a) Bagaimana pengaruh
kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru? (b) Sejauhmana pengaruh
budaya kerja sekolah terhadap kinerja guru? Hipotesis: (a) Latar belakang
kompetensi profesional guru berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah. (b)
Budaya sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah.
Jika
variabel yang dihipotesiskan memiliki sub variabel, maka harus dibuat hipotesis
mayor dan hipotesis minor. Misal variabel Latar Belakang Kompetensi Guru
memiliki dua variabel yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Maka hipotesisnya sebagai berikut: (a) Hipotesis mayor; “Kompetensi guru
berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah.” (b) Hipotesis minor; 1)
Kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah. 2)
Kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah.
Bila
variabel itu terpisah dan bukan merupakan sub-variabel maka tidak perlu
menggunakan hipotesis minor. Dalam hipotesis tempat penelitian atau objek
penelitian tidak perlu dicantumkan karena tidak disebutkan dalam teorinya.
BAB III
KESIMPULAN
Sebelum memulai penelitian, langkah pertama yang
dilakukan peneliti adalah menemukan topik penelitian itu sendiri.Topik
penelitian merupakan gagasan utama dari sebuah penelitian. Topik penelitian
juga merupakan kerangka berpikir peneliti, topikapa yang akan dipilih peneliti
juga akan menentukan metode apa yang harus dugunakan oleh peneliti dalam
melakukan penelitiannya.
Dalam membuat penelitian ilmiah terdapat beberapa
format atau aturan – aturan yang harus diikuti.Selain harus mempunyai topik,
penyusunan penelitian ilmiah juga harus merumuskan masalah dan merumuskan
hipotesis sebelum melakukan penelitiannya.
Merumuskan masalah adalah menyatakan masalah yang akan
diteliti secara spesifik. Masalah yang telah dirumuskan inilah yang kemudian
akan dikumpulkan datanya oleh peneliti.
Hipotesis adalah dugaan awal tentang penelitian yang
akan dilakukannya, perumusan hipotesis harus didasarkan pada beberapa aspek,
seperti pengetahuan seorang peneliti, mengacu pada penelitian sebelumnya dan studi
literature.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, Jhon
W. 2008. Educational research: planning,
conducting, and evaluating qualitative and quantitative research. Boston:
pearson
Gay, L.R &
Airasian, P. Educational research,
competence for analysis and application. London: Prentice-Hall
International
Sugiyono. 2012. Penelitian pendidikan pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suryana. 2010.Metodologi
Penelitian; Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Bandung: UPI
[1]Sugiono.Metode
Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung, 2012.
[2]Gay, L.R & Airasian, Peter .educational Research, Competencies for
analysis and Application. London: prentice-Hall International
[3]Gay, L.R & Airasian, Peter .educational Research, Competencies for
analysis and Application. London: prentice-Hall International
[4]John W. Creswell, Educational Research (4th
ed.) (Boston: Pearson 2012),p.80.
[5]Kathleen Keating, LiteratureReviews,
(http://elibarary.unm.edu)
[6]Ibid.
[7]Creswell, op.cit.,
p.88.
[8]Suryana, Metodologi Penelitian; Model Praktis
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia 2010), p.52.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar