Kamis, 20 November 2014

topik penelitian



BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum peneliti terjun kelapangan penelitian hal pertama yang harus dipikirkan adalah topik penelitian.Sering terjadi pada mahasiswa tingkat akhir merasa kebingungan dengan apa yang akan dia lakukan untuk menyelesaikan skripsi, tesis ataupun disertasinya. Menentukan dan memilih topik merupakan langkah awal untuk menyusun suatu karya ilmiah. Sugiyono mengungkapkan setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah.[1] Ini berarti bahwa setiap peneliti harus menentukan terlebih dahulu topikapa yang akan dia angkat untuk selanjutnya menentukan masalah apa yang ada dalam topik tersebut.
Bagi sebagian besar peneliti, upaya penetapan topik penelitian bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Beberapa peneliti, berdasarkan pengalaman mereka, menghabiskan beberapa hari atau bahkan minggu atau bulan untuk memikirkan topik yang akan ditelitinya. Mengapa topik penelitian tidak mudah ditemukan? Pertama, karena topik yang dipilih oleh peneliti seyogianya mampu memotivasi peneliti untuk bekerja keras dan penuh semangat. Kedua, topik yang akan diteliti tidak hanya menarik bagi dirinya sendiri, melainkan juga bisa memperoleh penghargaan dari pihak lain. Ketiga, informasi atau data yang berkaitkan dengan topik tersebut harus bisa diperoleh. Keempat, peneliti harus yakin bahwa dia mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan topik yang dipilihnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      TOPIK PENELITIAN
Topik penelitian merupakan fokus dan gambaran untuk mengetahui langkah apa yang selanjutnya harus dikerjakan dalam penyusunan penelitian yang akan dilakukan. Topik penelitian merupakan gagasan utama dalam penelitian, artinya akan seperti apa nantinya penelitian yang akan dilakukan tergantung pada topik apa yang kita ambil. Hal ini sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Gay, Airasian dan Mills, topik atau masalah adalah hal-hal yang akan dibahasa dalam penelitian. Intinya, topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.[2]
Lebih lanjut Gay dkk mengemukakan bahwa topik penelitian dapat diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya:
1.      Teori
Permasalahan yang paling penting biasanya datang dari teori.Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.



2.      Pengalaman peneliti (personal experience)
Hal lain yang biasanya menjadi carauntuk menemukantopik penelitian adalah dengan menjawab pertanyaan yang muncul dari benak diri kita sendiri. Pertanyaan – pertanyaan itu biasa datang ketika kita mengikuti diskusi kelas, membaca artikel dari beberapa journal atau berinteraksi dengan orang lain.
3.       Penelitian terdahulu (previous study)
Sumber lain dari topik penelitian adalah hasil penelitian yang telah dipublikasikan oleh orang lain. Dalam hal ini tidak berarti peneliti meniru secara keselurahan dari apa yang telah diteliti orang lain. Namun peneliti harus memodifikasi dan mengembangkan hasil penelitian yang dibacanya.
4.      Surat elektronik (electronic mailing list)
Peneliti sering menggunakan surat elektronik untuk meminta saran dan memberi tanggapan dari beberapa ahli yang dikenal peneliti. Daftar masuk dari surat elektronik itu dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk menentukan topik penelitian.
5.      Kaji pustaka (Library search)
Kaji pustaka merupakan salah satu cara yang paling sering dilakukan untuk mancari topik penelitian. Merupakan pemandangan yang sering kita jumpai diberbagai universitas bahwa mahasiswa yang akan menyusun penelitiannya menghabiskan waktu diperpustakaan untuk mencari berbagai sumber ide untuk menentukan topik penelitiaanya.



1.1.   Pembatasan Topik
Sebagian besar penelitian kuantitatif dan beberapa penelitian kualitatif harus membatasi topik yang akan dikajinya sehingga menjadi lebih spesifik, topik yang terlalu umum harus dibatasi sehingga menjadi  lebih spesifik dan dapat diteliti. Topik yang terlalu umum akan menyebebkan beberapa kesulitan bagi peneliti, diantaranya: pertama, topik yang terlalu umum mempersulit peneliti dalam menentukan teori yang akan digunakannya. Kedua, topik yang terlalu umum juga akan menghabiskan waktu yang lama dalam penyusunan penelitiannya. Terakhir dan yang paling utama ialah bahwa jika topik terlalu umum maka hasil penelitiannya juga akan susah disimpulkan, dengan kata lain topik yang terlalu luas akan menghasilkan hasil peneltian yang terlalu luas pula.

1.2.   Karakteristik Topik Penelitian yang Baik
Hal pertama yang harus diperhatikan peneliti dalam memilih topik adalah apakah topik tersebut menarik baginya atau tidak. Menyusun penelitian dengan topik yang dianggapnya menarik akan memberikan motivasi selama peneliti menyusun penelitiannya. Namun topik yang menarik hanyalah salah satu dari karekteristik topik yang menarik.Gay dkk (2003:69)[3] mengungkapkan bahwa yang paling fundamental dalam menentukan topik penelitian adalah bahwa topik tersebut dapat ditelit.Maksud dari topik yang dapat diteliti adalah topik tersebut dapat diinvestigasi dan dapat dianalisis dengan mengumpulkan berbagai data.Masalah yang terkait dengan pilosofi dan etika merupakan salah satu isu yang tidak dapat diteliti.Ketiga, karakteristik topik yang baik adalah topik yang penting, artinya topik yang dipilih memungkinkan adanya teori yang mendukung sehingga dalam penyusunannya tidak kesulitan dalam mencari sumber teori sebagai pendukung penelitiannya.Keempat, topik penelitian dapat dikatakan baik jika etis atau memiliki nilai moral yang baik.Hal ini untuk menghindari adanya potensi menyakiti atau menyinggung semua yang tekait dengan penelitian itu sendiri.Kelima, topik tang baik adalah topik yang memungkinkan penelitinya untuk mengelola atau memanage penelitiannya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bagai mana peneliti dapat membuat instrument penelitiannya sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang akan ditelitinya.

2.      IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
 Peneliti akan memulai menyusun penelitiannya dengan mengidentifikasi masalah yang akan di telitinya. Pada dasarnya penelitian itu dilakukan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu semua penelitian yang akan dilakukan harus berangkat dari masalah. Jika dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul – betul masalah maka sebenarnya penelitian itu telah selesai setengahnya. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dikerjakan.



3.      RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan ertat antara masalah dengan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Bentuk – Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Seperti telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk – bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.Bentuk masalah dapat dikelompokan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
3.1  Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau atau lebih. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable variable lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.


3.2  Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

3.3  Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/timbal balik.
1.      Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan muncul secara bersama.Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
2.      Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.Jadi disini ada variable independen dan dipenden.
3.      Hubungan interaktif/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.Disini tidak diketahui mana variable dipenden dan mana yang independen.




4.      REVIEW LITERATUR
Review literatur merupakan sebuah tulisan yang berupa rangkuman dari artikel, buku, atau dokumen lainnya tentang topik sebuah penelitian. Review literatur tidak hanya menajamkan kajian ilmiah pada sebuah penelitian, tapi juga menunjukkan bahwa seorang peneliti berkompeten terhadap kajian keilmuan tentang topik penelitiannya (Creswell, 2012).[4] Sementara pengertian lainya, review literatur merupakan proses membaca, menganalisis, dan merangkum materi ilmiah tentang topik yang spesifik (Keating).[5]
Dari kedua definisi diatas, review literatur merupakan bagian terpenting dalam kegiatan proses penelitian. Dimana dalam pelaksanaannya, seorang peneliti harus melakukan berbagai langkah dalam meriview sejumlah literatur tentang topik penelitiannya. Sementara tujuan dari review literatur yakni menunjukkan bahwa kegiatan penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang tentu saja dilakukan dengan metode-metode ilmiah. Review literatur juga dapat dijadikan indikator topik penelitian memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, review literatur dapat mengungkap relevansi terhadap bidang kelimuan yang dipelajari dengan kondisi riil di lapangan.[6]
Creswell membedakan review literatur bagi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bagi penelitian jenis kuantitatif, seorang peneliti diupayakan mereview literatur secara detail untuk mempertajam tujuan pokok dan studi penelitian. Sementara rivew literatur pada penelitian kualitatif, peneliti dianjurkan menggunakan literatur dengan jumlah yang minimalis agar peneliti dapat lebih maksimal melakukan perannya.[7]
Terdapat lima langkah dalam melakukan review literatur. Pertama, peneliti mengidentifikasi istilah-istilah kunci yang berhubungan dengan topik penelitian. Selanjutnya peneliti mengklasifikasi jenis literatur sebaga refrensi dalam penelitian. Setelah itu peneliti mengevaluasi materi yang didapat untuk mengetahui relevansinya dengan topik penelitian. Langkah selanjutnya peneliti membuat literature map, dimana peneliti membuat catatan-catatan dengan merubahnya dalam sebuah keterangan visual. Terakhir, peneliti menuliskan review literatur itu sendiri sesuai dengan tipe penelitiannya.
Menyimak jenis-jenis literatur sangat diperlukan sebagai usaha untuk mencapai hasil penelitian yang objektif dan valid. Semakin banyak literatur yang sinkron dengan topik penelitian maka dapat menambah kekuatan hasil dari sebuah penelitian. Dengan review literatur, maksud topik penelitian semakin meruncing sehingga memepermudah perumusan dan pernyataan hipotesis penelitian.






5.      PERUMUSAN DAN PERNYATAAN HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis diturunkan dari kerangka pemikiran (yang memuat teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, dan penemuan-penemuan terdahulu) yang harus diuji secara empirik.[8]
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun hipotesis diantaranya:
1.      Menyatakan pertautan antara dua variable atau lebih.
2.      Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan yang jelas, padat, dan spesifik.
3.      Hipotesis harus dapat diuji.
Jenis hipotesis terbagi dua; hipotesis deskriptif dan hipotesis eksplanatif.
1.      Hipotesis deskriptif yaitu jawaban sementara yang berupa pernyataan deskriptif. Untuk itu diperlukan melihat rumusan masalah penelitian, memerlukan jawaban deskriptif atau tidak. Missal; Rumusan masalah: bagaimana gambaran latar belakang profesional guru di SMA X? Hipotesis: Guru SMA X pada umumnya berlatar belakang sarjana yang sudah memiliki kompetensi yang sesuai dengan profesionalisasinya.
2.      Hipotesis eksplanatif yakni jawaban sementara terhadap permasalahan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Missal; Rumusan masalah: (a) Bagaimana pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru? (b) Sejauhmana pengaruh budaya kerja sekolah terhadap kinerja guru? Hipotesis: (a) Latar belakang kompetensi profesional guru berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah. (b) Budaya sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah.
Jika variabel yang dihipotesiskan memiliki sub variabel, maka harus dibuat hipotesis mayor dan hipotesis minor. Misal variabel Latar Belakang Kompetensi Guru memiliki dua variabel yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Maka hipotesisnya sebagai berikut: (a) Hipotesis mayor; “Kompetensi guru berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah.” (b) Hipotesis minor; 1) Kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah. 2) Kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah.
Bila variabel itu terpisah dan bukan merupakan sub-variabel maka tidak perlu menggunakan hipotesis minor. Dalam hipotesis tempat penelitian atau objek penelitian tidak perlu dicantumkan karena tidak disebutkan dalam teorinya.







BAB III
KESIMPULAN
Sebelum memulai penelitian, langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menemukan topik penelitian itu sendiri.Topik penelitian merupakan gagasan utama dari sebuah penelitian. Topik penelitian juga merupakan kerangka berpikir peneliti, topikapa yang akan dipilih peneliti juga akan menentukan metode apa yang harus dugunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Dalam membuat penelitian ilmiah terdapat beberapa format atau aturan – aturan yang harus diikuti.Selain harus mempunyai topik, penyusunan penelitian ilmiah juga harus merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis sebelum melakukan penelitiannya.
Merumuskan masalah adalah menyatakan masalah yang akan diteliti secara spesifik. Masalah yang telah dirumuskan inilah yang kemudian akan dikumpulkan datanya oleh peneliti.
Hipotesis adalah dugaan awal tentang penelitian yang akan dilakukannya, perumusan hipotesis harus didasarkan pada beberapa aspek, seperti pengetahuan seorang peneliti, mengacu pada penelitian sebelumnya dan studi literature.




DAFTAR PUSTAKA
Creswell, Jhon W. 2008. Educational research: planning, conducting, and evaluating qualitative and quantitative research. Boston: pearson
Gay, L.R & Airasian, P. Educational research, competence for analysis and application. London: Prentice-Hall International
Sugiyono. 2012. Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suryana. 2010.Metodologi Penelitian; Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Bandung: UPI














[1]Sugiono.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung, 2012.
[2]Gay, L.R & Airasian, Peter .educational Research, Competencies for analysis and Application. London: prentice-Hall International
[3]Gay, L.R & Airasian, Peter .educational Research, Competencies for analysis and Application. London: prentice-Hall International
[4]John W. Creswell, Educational Research (4th ed.) (Boston: Pearson 2012),p.80.
[5]Kathleen Keating, LiteratureReviews, (http://elibarary.unm.edu)
[6]Ibid.
[7]Creswell, op.cit., p.88.
[8]Suryana, Metodologi Penelitian; Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia 2010), p.52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar