Kamis, 20 November 2014

Dasar-dasar Pengetahuan – Logika



Makalah Kelompok 3
Dasar-dasar Pengetahuan – Logika


Disajikan untuk mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen : Dr. Endang K. Trijanto, M.Pd dan Dr. Hanif Pujiati



https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ_a-kjk6wlarPA9r9EnLMh_27n4bdKwVRKGGSr9HPUJB098dhJoQ

Oleh :
Paras Sekar Liana (No.Reg. 7316130281)
Ruli Setiawan (No.Reg. 7316130285)


Pendidikan Bahasa
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2013
Daftar Isi

Bab I.              Pendahuluan           …………………………………………………..3.
Bab II.             Batasan masalah yang dikaji …..……………………………5.
Bab III.            Pembahasan .………………………………………………… 6.
Bab IV.           Kesimpulan…………..………………………………………..  9.
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 10.


















Bab I. Pendahuluan
  1. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini1. Mungkin ada benarnya jika kita menelaah peribahasa padi, semakin berisi semakin merunduk2.     
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan3. Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikir filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar4.






_________________________

1 S. Suriasumantri, J. ( 2003 ). Filsafat imu sebuah pengantar popular. Cet. 17. Jakarta.    Pustaka sinar harapan
4 Endang Saifuddin Anshari Ilmu, Filsafat dan Agama ,Bina ilmu Surabaya 1979 hal 79


  1. Dasar-dasar Pengetahuan
Terdapat dua ranah pemikiran dalam dasar-dasar pengetahuan. yakni penalaran dan logika. Penalaran adalah berpikir berdasarkan suatu kerangka berpikir tertentu. Dengan penalaran inilah manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap. Adapun ciri yang melatarbelakangi lahirnya penalaran adalah proses berpikir logis dan analitis. Sedangkan logika di definisikan sebagai pengkajian untuk berpikir. Cara penarikan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan studi yang memusatkan diri pada penalaran ilmiah adalah logika induktif dan logika deduktif 5.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian6. Proses penalaran dilakukan oleh proses kerja otak yang pembentukannya dapat melalui sistematika premis (fakta), premis 1 dihubungkan dengan premis 2 lalu diproses sehingga menghasilkan konklusi atau kesimpulan. Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. 
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa7. Logika mempelajari kecakapan untuk berpikir secara sistematik, yakni terukur dan tepat. Dalam hal ini logis dapat bermakna masuk akal karena proses kerja akal yang akan menelaah logis atau tidak nya segala sesuatu.

_________________________

5 S. Suriasumantri, J. ( 2003 ). Filsafat imu sebuah pengantar popular. Cet. 17. Jakarta.   
6 http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
                                                                                                       
Bab II. Batasan masalah yang dikaji
Untuk membatasi sistematika penulisan makalah, penulis membatasi kajian hanya pada pemaparan tentang dasar logika, jenis-jenis logika dan penggunaan logika dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Sehingga penjelasan dapat lebih terperinci dan tidak keluar jalur penelitian ilmiah.














Bab III. Pembahasan
  1. Dasar-dasar logika
Terdapat dua hal yang menjadi dasar begai pembahasan logika, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Pertama, Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya8.
Kedua, Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Perbedaan mendasar antara kedua dasar ini adalah : untuk penalaran deduktif, jika semua premis benar, maka konklusi sudah pasti benar, namun untuk penalaran induktif, jika semua premis benar, belum tentu konklusi benar.Untuk penalaran deduktif, semua informasi atau fakta pada konklusi sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. Sedangkan untuk penalaran induktif, konklusi memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis9.
Contoh penggunaan logika deduktif :
  1. Semua pengendara motor harus memakai helm          Premis 1/ mayor
  2. Saya adalah pengendara motor                                   Premis 2/ minor
  3. Saya harus memakai helm                                           Konklusi
_________________________

8 ibid
9  ibid
Contoh penggunaan logika induktif :
1.     Kuda Sumba punya sebuah jantung              
2.     Kuda Australia punya sebuah jantung
3.     Kuda Amerika punya sebuah jantung
4.     Kuda Inggris punya sebuah jantung
5.     Setiap kuda punya sebuah jantung



  1. Jenis-jenis logika

Terdapat dua jenis penalaran logika. Diantaranya adalah penalaran logika alamiah dan penalaran logika ilmiah. Berikut adalah penjelasannya:

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata10.
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran, serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi11.


_________________________

10 ibid
11  ibid
  1. Penggunaan logika
Berikut adalah beberapa kegunaan logika dalam kehidupan keseharian :
1.   Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2.   Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.   Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.   Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
5.   Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
6.   Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7.   Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
8.   Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang12.








_________________________

12 ibid
Bab IV. Kesimpulan

Dalam ilmu filsafat, logika merupakan suatu keharusan. Untuk menguji kebenaran logika dipakai cara deduktif dan induktif.

Logika deduktif akan valid jika premis mayor dan minornya benar sementara logika induktif  tidak tergantung dari premisnya.











Daftar Pustaka
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
5.      Saifuddin Anshari, Endang. Ilmu, Filsafat dan Agama ,Bina ilmu Surabaya 1979 hal 79
6.      S. Suriasumantri, J. ( 2003 ). Filsafat imu sebuah pengantar popular. Cet. 17. Jakarta.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar