Makalah
Kelompok 3
Dasar-dasar
Pengetahuan – Logika
Disajikan
untuk mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen
: Dr. Endang K. Trijanto, M.Pd dan Dr. Hanif Pujiati
Oleh :
Paras Sekar Liana (No.Reg. 7316130281)
Ruli Setiawan (No.Reg. 7316130285)
Pendidikan
Bahasa
Program
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2013
Daftar Isi
Bab
I. Pendahuluan …………………………………………………..3.
Bab
II. Batasan masalah yang
dikaji …..……………………………5.
Bab
III. Pembahasan
.………………………………………………… 6.
Bab
IV. Kesimpulan…………..………………………………………..
9.
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 10.
Bab
I. Pendahuluan
- Filsafat sebagai ilmu pengetahuan
Pengetahuan
dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa
yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah
hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang
seakan tak terbatas ini1. Mungkin ada benarnya jika kita menelaah peribahasa
padi, semakin berisi semakin merunduk2.
Filsafat
ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam
kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan3. Orang yang berfilsafat
dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke
bintang-bintang ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam,
Karakteristiknya berfikir filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua
mendasar4.
_________________________
1 S. Suriasumantri, J. ( 2003 ). Filsafat imu sebuah
pengantar popular. Cet. 17. Jakarta. Pustaka
sinar harapan
4 Endang
Saifuddin Anshari Ilmu, Filsafat dan Agama ,Bina ilmu Surabaya 1979 hal 79
- Dasar-dasar Pengetahuan
Terdapat dua ranah pemikiran
dalam dasar-dasar pengetahuan. yakni penalaran dan logika. Penalaran adalah berpikir berdasarkan suatu
kerangka berpikir tertentu. Dengan penalaran inilah manusia mampu mengembangkan
pengetahuannya dengan cepat dan mantap. Adapun ciri yang melatarbelakangi
lahirnya penalaran adalah proses berpikir logis dan analitis. Sedangkan logika
di definisikan sebagai pengkajian untuk berpikir. Cara penarikan kesimpulan
yang sesuai dengan tujuan studi yang memusatkan diri pada penalaran ilmiah
adalah logika induktif dan logika deduktif 5.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian6. Proses penalaran dilakukan oleh
proses kerja otak yang pembentukannya dapat melalui sistematika premis (fakta),
premis 1 dihubungkan dengan premis 2 lalu diproses sehingga menghasilkan
konklusi atau kesimpulan. Hubungan antara premis dan konklusi disebut
konsekuensi.
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti
hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa7. Logika mempelajari kecakapan untuk berpikir secara
sistematik, yakni terukur dan tepat. Dalam hal ini logis dapat bermakna masuk
akal karena proses kerja akal yang akan menelaah logis atau tidak nya segala sesuatu.
_________________________
5 S. Suriasumantri, J. ( 2003 ). Filsafat imu sebuah
pengantar popular. Cet. 17. Jakarta.
6 http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
Bab II. Batasan masalah yang dikaji
Untuk membatasi sistematika penulisan makalah, penulis
membatasi kajian hanya pada pemaparan tentang dasar logika, jenis-jenis logika
dan penggunaan logika dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Sehingga
penjelasan dapat lebih terperinci dan tidak keluar jalur penelitian ilmiah.
Bab III. Pembahasan
- Dasar-dasar logika
Terdapat dua hal yang
menjadi dasar begai pembahasan logika, yaitu penalaran deduktif dan penalaran
induktif. Pertama, Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif adalah
penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan
deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi
logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak
valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika
dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya8.
Kedua,
Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang
berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Perbedaan mendasar antara kedua dasar ini adalah : untuk penalaran deduktif,
jika semua premis benar, maka konklusi sudah pasti benar, namun untuk penalaran
induktif, jika semua premis benar, belum tentu konklusi benar.Untuk penalaran
deduktif, semua informasi atau
fakta pada konklusi sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Sedangkan untuk penalaran induktif, konklusi memuat informasi yang tak ada,
bahkan secara implisit, dalam premis9.
Contoh penggunaan logika deduktif :
- Semua pengendara motor harus memakai helm Premis 1/ mayor
- Saya adalah pengendara motor Premis 2/ minor
- Saya harus memakai helm Konklusi
_________________________
8 ibid
9 ibid
Contoh penggunaan
logika induktif :
1. Kuda Sumba punya sebuah
jantung
2. Kuda Australia punya
sebuah jantung
3. Kuda Amerika punya
sebuah jantung
4. Kuda Inggris punya
sebuah jantung
5. ∴
Setiap kuda punya sebuah jantung
- Jenis-jenis logika
Terdapat dua jenis penalaran logika. Diantaranya adalah penalaran logika alamiah dan penalaran logika ilmiah. Berikut adalah penjelasannya:
Logika alamiah
adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum
dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang
subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa
dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata10.
Logika ilmiah
memperhalus, mempertajam pikiran, serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas
yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah
inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah,
dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau,
paling tidak, dikurangi11.
_________________________
10 ibid
11 ibid
- Penggunaan logika
Berikut
adalah beberapa kegunaan logika dalam kehidupan keseharian :
1.
Membantu setiap orang
yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,
tertib, metodis dan koheren.
2.
Meningkatkan kemampuan
berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.
Menambah kecerdasan dan
meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.
Memaksa dan mendorong
orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
5.
Meningkatkan cinta akan
kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta
kesesatan.
6.
Mampu melakukan analisis
terhadap suatu kejadian.
7.
Terhindar dari klenik ,
gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
8.
Apabila sudah mampu
berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada
butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang12.
_________________________
12 ibid
Bab IV. Kesimpulan
Dalam
ilmu filsafat, logika merupakan suatu keharusan. Untuk menguji kebenaran logika
dipakai cara deduktif dan induktif.
Logika
deduktif akan valid jika premis mayor dan minornya benar sementara logika
induktif tidak tergantung dari
premisnya.
Daftar
Pustaka
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
- http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
5.
Saifuddin Anshari, Endang. Ilmu,
Filsafat dan Agama ,Bina ilmu Surabaya 1979 hal 79
6.
S. Suriasumantri, J. ( 2003 ). Filsafat
imu sebuah pengantar popular. Cet. 17. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar