Kamis, 20 November 2014

PENALARAN



MAKALAH  PRESENTASI FILSAFAT ILMU
PENALARAN









Kelompok 2 oleh:
Mida Sulfiana (7316130271)
Syihaabul Huda (7316130287)






PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013

           
BAB I
PENDAHULUAN
a.      Latar belakang
Secara fisik manusia memiliki banyak kelemahan dibandingkan dengan makhluk lain seperti binatang. Gajah yang bertubuh besar mampu untuk mengangkat benda yang sangat berat, macan tutul yang mampu berlari sangat kencang dibandingkan manusia, dan bahkan manusia bisa sakit hanya dengan gigitan seekor nyamuk kecil. Akan tetapi, manusia memiliki akal. Akal inilah yang merupakan keunggulan manusia untuk digunakan dalam berpikir. Dengan kekuatan pikiran, manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sehingga manusia mampu untuk menaklukan kekuatan yang dimiliki binatang-binatang tersebut. Dengan demikian, keunggulan manusia dibandingkan makhluk lainnya terletak pada daya berpikirnya.
b.      Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat penalaran?
2.      Apa definisi dari penalaran?
3.      Apa sajakah unsur-unsur penalaran?
4.      Apa sajakah ciri-ciri penalaran?
5.      Apa sajakah jenis-jenis penalaran?
c.       Tujuan penulisan makalah
1.      Mengetahui hakikat penalaran
2.      Mengetahui dan memahami definisi dari penalaran
3.      Mengetahui unsur-unsur penalaran
4.      Mengetahui ciri-ciri penalaran
5.      Mengetahui jenis-jenis dari penalaran

BAB II
PEMBAHASAN
a.      Hakikat penalaran
Pada hakikatnya manusia mempunyai kemampuan dalam hal menalar guna mengembangkan ilmu pengetahuannya. Ada dua sebab mengapa manusia mampu mengembangkan pengetahuan; pertama, manusia mampu meng-komunikasikan informasi dan jalannya pikiran informasi tersebut karena keunggulan kebahasaan yang dimiliki oleh manusia. Sebab kedua yakni kemampuan berpikir menurut alur kerangka berpikir tertentu. Berbeda dengan binatang yang mampu berpikir tapi tidak dengan nalar.[1]
 Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang dapat mengembangkan pengetahuannya secara sungguh-sungguh, lain hal dengan binatang. Kemampuan menalar inilah yang juga menyebabkan manusia mampu untuk mengembangkan pengetahuan lain yang belum terungkap oleh diri manusia itu sendiri. Sehingga manusia dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan buruk, serta membedakan yang jelek dan yang indah. Binatang juga memiliki pengetahuan namun terbatas dikarenakan pengetahuan mereka hanya digunakan untuk bertahan hidup (survival). Seperti contoh, seekor kera tahu mana buah jambu yang enak serta anak tikus dapat mengetahui mana kucing yang jahat. Tentu saja binatang-binatang ini telah diajari oleh induknya sehingga mereka tahu.[2]
MANUSIA
(MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN)
 
BINATANG
(SURVIVAL)
MANUSIA
(MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN)
PENALARAN
                                                                                                        
Insting alamiah
Berpikir
Logis

 



Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sifat dan tindakan manusia bersumber dari kegiatan merasa dan berpikir. Begitu pula dengan penalaran yang dikaitkan dengan proses berpikir bukan dengan perasaan. Penalaran akan menghasilkan pengetahuan yang bermutu jika dilandasi dengan alur kerangka berpikir yang benar. [3]
Setiap manusia memiliki penalaran yang berbeda, ada yang menggunakannya secara optimal ada juga yang menalar seperlunya saja. Hal ini yang membedakan antara penalaran manusia dengan penalaran pada binatang. Penalaran pada manusia dapat bersifat positif dan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Kemampuan penalaran secara turun-temurun  diturunkan dari zaman nabi Adam terdahulu, sehingga manusia dapat  membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.[4]
Kemampuan penalaran membawa manusia untuk selalu melakukan pembaruan dalam bidang keilmuan. Misalnya saja manusia zaman sekarang mampu membuat pesawat terbang, yang pada zaman dahulu belum ada. Kreativitas di dalam diri manusia sebagai makhluk yang memiliki sifat ingin tahu, serta selalu fleksibel mengikuti perkembangan zaman, mendorong adanya perubahan dalam pola pikir setiap manusia. Hal ini tentu sangatlah berbeda, kehidupan binatang, walaupun sama-sama memiliki kebutuhan dalam hidup, akan tetapi binatang lebih cenderung menggunakan insting bukan menggunakan logika.
b.      Definisi penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Meskipun demikian, perasaan juga mampu menghasilkan logikanya terendiri. Jadi, tidak semua proses kegiatan berpikir mengandalkan penalaran. Oleh karena itu, penalaran memiliki karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.[5]
Penalaran juga dapat dikatakan sebagai proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap terhadap suatu pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri ata masukan, proses, dan keluaran.[6]
Sehingga dapat simpulkan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir mansusia secara logis dan sistematis dengan menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga pada suatu kesimpulan.
c.       Unsur penalaran
Penalaran dibangun berdasarkan tiga unsur penting antara lain: asersi, keyakinan, dan argumen. Asersi merupakan suatu penegasan yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau kalimat mengenai kebenaran suatu hal. Ada tiga jenis asersi jika berkaitan dengan kakta pendukung yaitu, asumsi, hipotesis, dan pernyataan fakta. Keyakinan merupakan suatu tingkat ketersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau penjelasan mengenai suatu hal adalah benar. Argumen merupakan suatu rangkaian asersi beserta keterkaitan dan infersi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan karena rangkaian asersi dari asersi yang satu harus dapat mendukung asersi yang lain sehingga menjadi suatu kesimpulan. Dari ketiga unsur penalaran terserbut akan membentuk suatu struktur yang menghasilkan bukti rasional terhadap suatu keyakinan mengenai suatu pernyataan.[7]
d.      Ciri-ciri penalaran
Setelah penjelasan sebelumnya, penalaran merupakan proses berpikir manusia dengan alur kerangka berpikir yang benar sehingga dapat mencapai suatu kesimpulan yang benar berupa pengetahuan. Penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain;
Pertama, pada penalaran terdapat suatu pola berpikir yang luas atau disebut logika. Setiap bentuk penalaran mempunyai bentuk logikanya tersendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran merupakan proses berpikir logis. Dalam hal ini, logis berarti mengikuti aturan pola tertentu yang benar. Bisa saja hasil penalaran berupa hal yang tidak logis jika ditinjau dari sudut logika yang lain. Tentunya hal ini sering menimbulkan kekacauan penalaran dikarenakan tidak digunakannya alur berpikir yang komnsisten.[8]
Kedua, ciri penalaran yang proses berpikirnya bersifat analitik. Berpikir secara analitik berarti mengacu pada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut. Biasanya penalaran secara analitik diterapkan dalam penalaran ilmiah. Dalam penalaran ilmiah, proses analisis menggunakan logika ilmiah. Sifat analitik seseorang terjadi karena adanya pola pikir tertentu sebab jika tidak menggunakan pola pikir yang tertentu maka tidak ada kegiatan analisis. Pada hakikatnya, analisis merupakan kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.[9]
e.       Jenis-jenis penalaran
Penalaran dibagi menjadi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
a.)    Penalaran induktif merupakan penalaran yang berawal dari suatu pernyataan khusus dan berakhir pada pernyataan umun yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut, contohnya: argumen sebab-akibat.[10] Jenis penalaran ini berkaitan dengan empirisme, dimana fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran.[11]
b.)    Penalaran deduktif merupakan penalaran yang berawal dari suatu pernyataan umum ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan. Penalaran deduktif sering juga disebut penalaran logis. Ada tiga tahap dalam penalaran logis, yaitu: penentuan pernyataan umum, penerapan konsep umum ke konsep khusus, dan penarikan simpulan yang logis. Penalaran ini berkaitan dengan rasionalisme. [12]



DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu: sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2009.
http://www.docstoc.com/docs/122264074/PENALARAN, diakses pada tanggal  15 september, 2013
























[1] Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010), hlm.40
[2] Ibid, hlm.39.
[3] Ibid,.
[4] Ibid, hlm. 40
[5] Ibid, hlm.42
[6] http://www.docstoc.com/docs/122264074/PENALARAN, diakses pada tanggal  15 september, 2013.

[7] Ibid,.
[8] Jujun S.Suriasumantri, op.cit, hlm.43.
[9] Ibid,.
[10] http://www.docstoc.com/docs/122264074/PENALARAN, diakses pada tanggal  15 september, 2013.
[11] Jujun S.Suriasumantri, op.cit, hlm. 45
[12] http://www.docstoc.com/docs/122264074/PENALARAN, diakses pada tanggal  15 september, 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar