Makalah Kelompok 4
PENDEKATAN KARYA SASTRA
Disajikan Untuk Mata Kuliah Teori, Apresiasi
Dan Pengajaran Sastra
Dosen : Prof. Dr. Emzir, M.Pd dan Dr. Nuruddin,
MA
Oleh :
Asep Jaenudin (No. Reg. 7316130247)
Syihaabul Hudaa (No. Reg
7316130287)
Pendidikan Bahasa (S2)
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Karya sastra merupakan bentuk komunikasi antara sastrawan
dengan pembacanya.[1]Apa
yang ditulis sastrawan dalam karya sastranya adalah apa yang ingin diungkapkan sastrawan
kepada pembacanya. Dalam menyampaikan idenya melalui karya sastra, sastrawan
tidak bisa dipisahkan dari pengaruh lingkungannya. Karena karya sastra selalu terkait
dengan berbagai aspek maka kajian sastra pun meliputi beberapa aspek.
Pertama,karya sastra dapat dikaji melalui penulis karya
sastra tersebut. Dalam hal ini kritikus sastra melihat bahwa penulis karya sastra
sebagai objek kajian sastra. Kajian ini meliputi biografi penulis,
psikoanalitik dan fenomonologi. Kedua, kritik sastra juga dapat mengkaji isi dari
karya sastra itu (pendekatan teks sastra). Kajian ini meliputi kajian filologi,
retorika, formalism dan strukturalisme serta semiotika dan dekonstruksi. Ketiga,
karya sastra juga dapat dikaji dari sisi pembaca karya sastra tersebut. Seperti
telah dijelaskan dimuka bahwa karya sastra merupakan bentuk komunikasi antara penulis
sastra dengan pembaca. Artinya bahwa pembaca karya sastra merupakan aspek yang
penting dalam karya sastra. Hal yang dapat dikaji dari sisi pembaca karya sastra
diantaranya, teori penerimaan, penerimaan sejarah dan pembaca respon – kritik.
Disamping ketiga pendekatan tadi, karya sastra juga tidak
dapat dipisahkan dengan latarbelakang dan sejarah sastra itu sendiri. Dalam hal
ini kritik sastra akan berfokus pada sejarah, historisme baru dan cultural
studies.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan pemamparan pada
latar belakang, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. bagaimana
cara mengkritisi sastra?
2. Apakah
jenis sastra tertentu harus menggunakan metode tertentu juga?
1.3 Pembatasanmasalah
Dari uraian diatas penulis membatasi
permasalahan yang akan dikaji pada:
a. Pendekatan ekspresif (penulis)
b. Pendekatan objekif (karyasastra)
c. Pendekatan pragmatic (pembaca); dan
d. Pendekatan mimetic (konteks)
BAB
II
PEMBAHASAN
Karya sastra
merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat bahasa.
Bahasa itu sendiri tidak sembarang bahasa, melainkan bahasa yang khas yakni
bahasa yang memuat tanda - tanda atau semiotik (Endraswara, 2008:63).
Sastra sebagai khazanah
kebudayaan bangsa, memiliki berbagai hal yang menarik untuk
dikaji. Sebagai suatu karya seni manusia yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya, karya sastra memiliki pelbagai macam pendekatan untuk mengkajinya.
Mengakaji karya sastra, tidaklah cukup hanya berpedoman pada pengaranganya atau
karya itu sendiri, karena karya sastra masih memiliki unsur lain, yaitu dunia
karya sastra, pembaca karya karya sastra dan latar belakang pengarangnya.
Analisis,
bagaimanapun merupakan proses pembongkaran entitas yang memerlukan metode yang
ketat. Sedangkan Pendekatan merupakan alat untuk menangkap realita atau
fenomena sebelum dilakukan kegiatan analisis atas sebuah karya.
1.
Pendekatan
berorientasi pada teks atau objektif
Pendekatan objektif
ialah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan.[2]
Pendekatan ini mengkaji suatu karya sastra hanya pada karya sastra itu sendiri,
artinya melihat unsur pembangun karya sastra itu dari dalam. Konvensi tersebut
misalnya, kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting,
karakter, dan sebagainya. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menelaah
karya sastra tanpa melihat unsur pembangun eksternalnya, sehingga peneliti
dapat berkonsentrasi menilai suatu karya sastra tanpa perlu melihat latar
belakang pengarangnya.
Pendekatan berorientasi
teks dapat dibagi dalam empat pembahasan, yaitu: filologi, retorika dan stilistika,
formalism dan strukturalisme serta semiotika dan dekonstruksi. Pendekatan objektif lebih
menganggap karya sastra sebagai suatu yang dapat berdiri sendiri.
Pendekatan objektif
dapat dikategorikan kedalam beberapa jenis, diantaranya:
a. Filologi
Filologi menunjukkan pendekatan yang memusatkan sekitar
masalah editorial dan rekonstruksi teks.[3]
Filologi, yang mengalami masa jayanya di Renaissance dengan penemuan kembali
penulis kuno, penemuan mesin cetak, dan keinginan untuk mengedit teks dengan benar, tetap menjadi salah satu
yang dominan dalam abad kesembilan belas
b. Retorika dan stilistika
Selain
masalah editorial, pendekatan
berorientasi teks saat ini berfokus terutama pada aspek bentuk (tekstual dan
narasi struktur, sudut pandang, alur-pola) dan gaya (kiasan retoris, pilihan
kata atau diksi, sintaks, meter). Pada abad kesembilan belas, Retorika akhirnya
kehilangan pengaruh dan sebagian berkembang menjadi Stilistika,Stilistika difokuskan pada struktur tata bahasa (lexis,
sintaks), unsur-unsur akustik (melodi, sajak, meter, ritme) dan bentuk
menyeluruh (kiasan retoris) dalam analisisnya teks.[4]
c. Formalism dan strukturalisme
Istilah Formalisme dan Strukturalisme mencakup beberapa bidang di paruh
pertama abad kedua puluh yang tujuan utamanya terletak pada penjelasan dari
pola formal dan struktural teks sastra.[5]Formalism
dan strukturalisme ini berusaha menjelaskan pola dan struktur kebahasaan dalam teks
sebuah karya sastra.
Pendekatan
struktural, sering juga dinamakan pendekatan objektif, pendekatan formal, atau
pendekatan analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai
karya kreatif memiliki otonomi penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok
yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya.[6]
d. Semiotika dan Dekonstruksi
Semiotika dan dekonstruksi adalah metode terbaru
dalam teori sastra yang berorientasi pada teks.
Pendekatan ini menganggap bahwa teks sebagai sistem tanda. Artinya
setiap teks yang terdapat pada karya sastra mewakili objek tertentu yang
disebut petanda.
2.
Pendekatan
berorientasi pada pengarang atau ekspresif
Pendekatan ini
dititikberatkan pada eksistensi pengarang sebagai pencipta karya seni.[7]
Pendekatan ini melihat pada kemampuan seorang pengarang dalam melahirkan suatu
karya sastra. Kemampuan pengarang dalam menghasilkan suatu karya sastra menjadi
objek kajian penelaah suatu karya sastra yang menggunakan pendekatan ekspresif.
Latar belakang seorang pengarang tentu mempengaruhi suatu karya sastra yang
dibuatnya, misalnya saja pengarang itu seorang yang religius, tentu saja karya
sastra yang dihasilkan akan bernuansa religi. Pengalaman seorang pengarang pada
masa kecilnya juga dapat mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya, semakin
banyak pengarang itu memiliki konflik, maka semakin banyak karya yang
dihasilkan.
Pendekatan berorientasi
pada penulis dapat dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu: kritik biografi, kritik psikoanalitik dan fenomenologi.
a. Kritikbbiografi
Pendekatan biografi menganggap bahwa
setiap karya sastra selalu dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Baik dalam bentuk
diksi, jalan cerita ataupun konteks dalam karya sastra itu sendiri. Biografi atau
latarbelakang penulis secara tidak langsung mempengaruhi pada karya yang
ditulisnya.
b. Pendekatan psikoanalitik
Psikoanalitik merupakan sebuah kritik sastra yang
kadang-kadang berkaitan dengan penulis, terutama mencoba untuk menjelaskan aspek-aspek psikologis umum dalam teks yang tidak
selalu berhubungan dengan penulis secara eksklusif.
c. Fenomenologi
Pendekatan ini berasumsi
bahwa penulis hadir dalam teks dalam bentuk disandikan dan jiwanya dapat
dihidupkan kembali oleh membaca intensif karya lengkapnya. Pendekatan ini beranggapan bahwa dari sebuah karya sastra dapat di
ketahui karakteristik penulisnya.
3.
Pendekatan
berorientasi pembaca atau pragmatik.
Pendekatan pragmatik
berorientasi pada pembacanya, artinya suatu karya sastra dikatakan berhasil
apabila bisa memberikan kesenangan dan nilai di dalam suatu karya sastra.
Perasaan seorang pembaca akan melahirkan katarsis dari bacaan yang sudah
dibacanya, sehingga pembaca mampu melahirkan suatu karya lain dari karya yang
sudah dibacanya. Pembaca karya sastra juga dapat kita klasifikasikan kembali,
yaitu pembaca yang memang sudah memahami bahasa sastra dan pembaca awam yang
belum memahami bahasa sastra.
Pendekatan pragmatik
akan lebih berhasil apabila kita meneliti pembaca karya sastra yang memang
memiliki ketertarikan dan pemahaman dalam bidang sastra, sehingga data yang
dihasilkan akan lebih akurat. Kemampuan pembaca juga memiliki hambatan, di
antarnya faktor internal dan eksternal. Faktor internal pembaca biasanya datang
dari perasaan pembaca itu sendiri, seperti faktor psikologi saat sedang
membaca, pengetahuan, dan pendidikan pembaca tersebut. Faktor eksternal yang
mempengaruhi pembaca seperti kondisi sekitar saat dia membaca, tingkat
kenyamanan tempat saat dia membaca, akan mempengaruhi pembaca tersebut dalam
menangkap pesan yang ingin disampaikan dalam suatu karya sastra.
4.
Pendekatan
berorientasi kontekstual atau mimesis
Pendekatan ini
bertolak dari pemikiran bahwa karya sastra merupakan refleksi kehidupan nyata.[8]
Hal ini terwujud berkat imajinasi pengarang , sehingga mampu merefleksikan
kehidupan atau alam. Pendekatan mimesis pengarang berusaha melukiskan dunia
nyata ke dalam bentuk karya sastra, sehingga pembaca yang membaca menggunakan
pendekatan mimesis ini, haruslah memandang suatu karya sastra yang dibuat oleh
seorang pengarang merupakan refleksi dari kehidupan yang coba dilukiskan oleh
pengarang.
Berbicara mimesis,
tidak dapat dilepaskan dari pemikiran filosof terkenal, yaitu Plato. Plato
mengemukakan bahwa mimesis terikat pada ide pendekatan, tidak semata-mata
merupakan tiruan yang sungguh-sungguh.[9]
Bagi Plato, seni yang baik harus mengungkapkan kebenaran dan kerendahan hati
pengarangnya dalam membuat suatu karya. Pencitraan seorang pengarang terhadap
dunia, yang diproyeksikan melalui suatu karya sastra, dapat dimaknai
berbeda-beda oleh setiap pembacanya, tergantung bagaimana pembaca itu memandang
suatu karya tersebut. Karena itu, dalam teori mimesis tidak tertutup
kemungkinan bahwa tataran nilai yang rendah dalam kehidupan nyata, akan mampu
divisualisasikan dalam karya seni yang bernilai tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
Pendekatan karya sastra
adalah pendekatan yang membahas semua hal tentang sastra. Kajian ini hanya mengembangkan kompetensi teori sastra. Kajian tentang sastra adalah kajian yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra dan proses kreatif sastra.
Memandang karya sastra
sebagai buah pemikiran dari seorang sastrawan maka akan banyak aspek yang dapat dikaji dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra tidak dapat terlepas dari pengaruh penulis, pembaca dan lingkungan dimana karya sastra itu lahir.
Pengaruh penulis pada
karya sastra akan membuat karya sastra tertentu berbeda dengan karya sastra
yang lain, baik dalam konteks,
diksi alur maupun pesan yang disampaikan oleh seorang sastrawan. Karena karya sastra
merupakan bentuk komunikasi antara penulis dengan pembaca, maka dalam hal ini pembaca sebuah karya sastra ikut andil dalam menentukan kesastraan sebuah karya sastra.
Hal lain yang tidak dapat
lepas dari sebuah karya sastra adalah lingkungan budaya dimana sebuah karya sastra lahir. Budaya penulis sebuah karya sastra akan banyak mempengaruhi isi dari karya sastra yang dibuatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Atar Semi. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa
Danesi, M. 2012. Pesan, Tanda, dan Makna:
Buku Teks mengenai Semiotika, dan Teori Komunikasi. Jogyakarta:Jalasutra.
Endraswara,
Suwardi. 2008. Metodologi Penelitiaan Sastra: Epistemologi, Model, Teori,dan
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Hoed,
Benny H. 2004. Bahasa dan Sastra dalam
Tinjauan Semiotik dan Hermeutik.
Klerer, M. 1999. An introduction to literary studies.
Rout ledge
Oemarjati,
Boen S.2012. Mengakrabkan sastra. Jakarta: Universitas Indonesia
Siswanto, W. 2008.Pengantarteorisastra. Jakarta: Grasindo
Fananie, Z.
2002. Telaah
Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
[1]Siswanto, wahyudi. 2008. Pengantarteorisastra. Grasindo : Jakarta. Hlm.178
[2] Zainuddin Fananie. Telaah Sastra.
(Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002). h. 112.
[3]Mario klerer. 1999. An introduction to literary
studies. Rout ledge
[4]Ibid,
[5]Ibid,
[7]Zainuddin Fananie. Telaah Sastra.
(Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002).
[9] Ibid.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar