MAKALAH
METODOLOGY PENELITIAN
“POPULASI
DAN SAMPLING”
Dosen
Pengampu:
Prof.
Dr. Zainal Rafli, M.Pd dan Dr. Aceng Rahmat, M.Pd
Dibuat Oleh:
Bayu Pirmansah
Desy
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan suatu usaha atau pekerjaan
yang dilakukan untuk mengungkapkan rahasia ilmu secara objektif dan akurat
dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang lengkap sehingga diperoleh suatu
informasi, dimana informasi tersebut dapat menjawab masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya dalam penelitian tersebut. Jadi hasil suatu penelitian
didasarkan pada pengumpulan data-data atau bukti-bukti yang nyata dan relevan.
Untuk memperoleh data yang nyata , akurat dan relevan, penelitian bisa
menggunakan beberapa metode, teknik, prosedure dan alat alat yang digunakan dan
dapat diandalkan.
Jadi untuk mendapatkan hasil yang baik akan
sangat bergantung pada penggunaan instrumen penelitian. Ketidaktepatan
dalam penggunaan instrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya
kualitas penelitian. Dimana Penelitian
bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah.
Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling
relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias.
Dalam penelitian, salah
satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek
yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga
dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian
hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk
memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
BAB
II
PEMBAHASAN
Hampir semua penelitian
ilmiah dilakukan dengan menggunakan data sampel. Dan untuk memperoleh data yang
nyata , akurat dan relevan, seorang peneliti haruslah bisa menggunakan beberapa
metode, teknik, prosedure dan alat alat yang dapat diandalkan sehingga
menghasilkan data sampel yang representatif (mewakili). Sependapat dengan itu
L.R. Gay mengungkapkan bahwa sebuah sampel yang baik adalah dapat
me-representasi-kan populasi dimana dia dipilih.[1]Generalisasi
sampel ke populasi mengandung resiko kekeliruan yang tinggi, karena sampel yang
tidak mencerminkan keadaan populasi secara tepat. Jadi makin tidak sama sampel
tersebut dengan populasi, maka makin besar kekeliruan dalam generalisasi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka teknik penentuan sampel menjadi sangat
penting dalam suatu penelitian. Oleh karena itu di dalam makalah ini kami sebagai
kelompok 3 akan menyajikan dan membahas
secara sederhana mengenai populasi dan sampling dalam suatu penelitian.
I.
Pengertian Populasi dan Sampel.
1. Populasi
Dalam Kamus Bahasa
Indonesia Online Populasi adalah (1) seluruh jumlah orang atau penduduk di
suatu daerah; (2) jumlah orang atau pribadi yg mempunyai ciri-ciri yg sama; (3)
jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pd suatu satuan
ruang tertentu; (4) sekelompok orang, benda, atau hal yg menjadi sumber
pengambilan sampel; suatu kumpulan yg memenuhi syarat tertentu yg berkaitan dengan
masalah penelitian[2]
Sedangkan menurut L.R. Gay The population is the group of interest to the researcher, the group to
which she or he would like the results of the study to be generalizable.[3]
Sejalan dengan itu Paul S. Levy dan Stanley Lemeshow pun menyatakan: The population
(or universe or target population) is the entire set of
individuals to which findings of the survey are to be extrapolated. Sehingga dari
pengertian beberapa ahli tersebut maka populasi dapat diartikan sebagai
kelompok objek yang akan dikenai generalisai hasil penelitian. Atau juga dapat
dikatakan sebagai keseluruhan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di ekstrapolasi[4]
dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
2.
Sample
Sample di definisikan
sebagai bagian kecil dari populasi atau (1) sesuatu yg digunakan untuk
menunjukkan sifat suatu kelompok yg lebih besar; (2) bagian kecil yg mewakili
kelompok atau keseluruhan yg lebih besar; percontoh.[5]
Dari pernyataan tersebut sample
merupakan bagian dari populasi yang artinya tidak akan ada sample jika tidak
ada populasi. Sedangkan di dalam bukunya Budi Hermawan (2007) mengartikan
sampel sebagai sebagian kecil dari populasi yang dipilih dengan menggunakan
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi asalnya.[6] Jadi sampel merupakan bagian dari jumlah dan
sifat yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Biasanya dalam
penelitian dengan menggunakan sample lebih menguntungkan dari pada dengan
menggunakan populasi ini dikarenakan lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga.
Adapun beberapa alasan lain peneliti
menggunakan sampel dalam penelitiannya, yaitu:
1.
Penggunaan sampel lebih praktis untuk
sebuah penelitian.
2.
Kekawatiran adanya data yang terlewatkan
dalam populasi yang sangat besar.
3.
Ada kalanya penelitian populasi berarti
destruktif atau merusakkan.
4.
Populasi yang terlalu besar memakan
waktu, biaya dan tenaga yang cukup banyak sehingga, biaya untuk penelitian jadi
terlalu mahal.
5.
Adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkn
data, karena factor kelelahan dan kejenuhan akibat subjeknya terlalu banyak.[7]
II.
Sampling
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
1.
Tehnik
pengambilan Sample (Sampling)
Pengertian sampling
yang dikemukakan para ahli sangat beragam, namun definisi tersebut mempunyai
kesamaan antara satu dengan lainnya. L.R. Gay mengemukakan bahwa sampling is the process of selecting a
number of individuals for a study in such a way that the individuals represent
the large group from which they were selected.[8]
Dengan kata lain, sampling merupakan sebuah proses atau prosedur atau cara
untuk memilih bagian unit/individu yang ada di dalam suatu populasi.
Sependapat dengan itu
Prof. Dr. Sugiono mengartikan Teknik Sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sample.[9] Segala
sesuatu yang oleh peneliti dijadikan kesatuan (unit) yang nantinya akan menjadi
objek pemilihan disebut satuan sampling. Bentuk satuan sampling dapat berupa
individu yang berdiri sendiri atau bisa juga berupa kumpulan individu.
Berdasarkan pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa Sampling adalah proses untuk mendapatkan sample
dari suatu populasi. Dimana sample tersebut harus mencerminkan populasi yang
akan di teliti. Tipe sampling dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampling
berdasarkan proses pemilihannya dan sampling berdasarkan peluang pemilihannya.
a.
Tipe sampling berdasarakan proses pemilihan
terbagi lagi menjadi dua macam yaitu:
- Sampling dengan pengembalian (sampling with replacement) dimana setiap sample yang diambil dikembalikan lagi ke populasi sehingga ada kemungkinan bahwa satuan sampling akan terpilih lebih dari satu kali.
- Sampling tanpa pengembalian (sampling without replacement) yang mana setiap anggota sample yang dipilih tidak dikembalikan kedalam populasi. Jadi sampling dengan pengembalian merupakan kebalikan dari sampling tanpa pengembalian.
b.
Tipe sampling berdasarkan peluang
pemilihan menurut Prof. Dr. Sugiyono terdapat dua tipe/kelompok sampling di
dalam teknik pengambilan sampel yakni Probability
Sampling (Sampling acak) yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel dan Non-Probabiliy
Sampling (sampling tidak acak) yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.[10]
Probability sampling meliputi, sampling acak sederhana (simple random sampling), sampling acak berstrata (stratified random sampling), sampling
area (cluster random sampling) dan sampling
sistematis,. Non-Probability Sampling
meliputi, sampling quota, sampling aksidental, sampling pendapat pakar/sampling
bertujuan (purposive sampling), sampling
jenuh, dan snowball sampling.
Dari beberapa tehnik
sampling yang dikemukan di atas. Pemakalah membatasi pembahasan dan fokus pada
tehnik sampling yang biasa digunakan dalam peneliatian kuantitatif dan
kualitatif saja.
Perbedaan yang mendasar
dalam sampling qualitative dan quantitative adalah terdapat pada sampel yang
akan digunakan oleh si peneliti. Hal ini di dukung oleh L.R. Gay, G.E. Mills, and P.
Airasian (2009:135) bahwa “Qualitative research samples are generally
different, smaller, and less representative compare to samples selected for
quantitative research because the two approaches have different aims and needs.”[11] Berdasarkan pendapat tersebut Sampel penelitian kualitatif
umumnya berbeda, lebih
kecil, dan kurang representatif[12]
dibandingkan dengan sampel dipilih untuk penelitian kuantitatif karena kedua pendekatan memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.
Adapun kedua sampling penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sampling Penelitian Kuantitative
Secara umum dalam
penelitian kuantitatif seorang peneliti mengambil sample dengan tujuan
menggeneralisasi hasil penelitian sehingga dapat mewakili populasi asalnya.
Berdasarkan L.R. Gay, G.E. Mills dan P. Airasian,[13]
Teknik sampling yang biasa digunakan dalam penellitian ini adalah:
1.
Sample acak sederhana (Simple Random sampling)
Sample acak sederhana adalah pengambilan anggota
sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Pada sampling acak sederhana, setiap populasi anggota
diberi nomor, kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan cara undian ataupun
table bilangan acak, sampai memenuhi ukuran sampel yang telah ditentukan.
2.
Sample
acak berstrata (Stratified random sampling)
Sample acak berstrata adalah pengambilan sample dari
populasi dengan cara membagi bagi sample menjadi beberapa subgroup (strata). Misalnya
pegawai dalam suatu perusahaan berjumlah 1000 orang, yg terdiri dari 450 org
lulusan SMA, 300 org lulusan S1 dan 250 org lulusan S2. jika sampel yg akan di
ambil sebanyak 150 org. Maka yang harus dilakukan adalah membagi populasi
menjadi ub-sub populasi berdasarkan criteria ke dalam beberapa strata (missal
SMA, S1 dan S2), kemuadian buat kerangka samling pada tiap strata tersebut
dengan mendaftar satuan sampling lalu ukuran sampel tersebut kemudian di
alokasikan ke seluruh strata, selanjutnya dipilih satuan sampling dari tiap
strata dengan menggunakan teknik pengambilan sampling acak sederhana atau
sampling acak sistematis.
3.
Sample acak berkelas (Cluster random sampling)
Sample berkelas adalah pengambilan sample dari
populasi dengan cara menyeleksi anggota sample dalam kelompok (kelas) dan bukan
menyeleksi individu individu secara terpisah.
4.
Sample sistematis (Systematic sampling)
Sample sistematis adalah teknik pengambilan sample
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
5.
Sample kemudahan (Convenience Sampling)
Sample kemudahan adalah teknik pengambilan sample
dari populasi berdasarkan factor spontanitas, artinya siapapun yang secara
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka
orang tersebut dapat dijadikan sample.
6.
Sample purposive (Purposive sampling)
Sample
purposive adalah teknik pengambilan sample dengan pertimbangan tertentu.
7.
Sample Quota/ Jumlah (Quota sampling)
Sample
quota adalah teknik pengambilan sample dari populasi berdasarakan jumlah
tertentu secara berurutan yang sudah ditentukan oleh peneliti.
b. Sampling Penelitian Kualitatif
Dalam bukunya L.R Gay,
Geoffrey E. Mills, dan Peter Airasian yang berjudul Educational Research Competencies for Analysis and Applications
mengatakan bahwa: “Qualitative Sampling
is the process of selecting a small number of individuals for a study in such a
way that the individuals chosen will be a good key informants (i.e.,
collaborators, co- researches) who will contribute to the researche’s
understanding of given phenomenon.[14]
Dengan kata lain tehnik sampling penelitian kualitatif adalah proses pemilihan
individu-individu yang akan diteliti dimana individu tersebut akan dijadikan
sumber informasi yang baik yang akan memberikan konstribusi atau sumbangan
pemahaman pada peneliti.
Berdasarakan pendapat
diatas maka dalam penelitian kualitatif, penentuan sample lebih tepat tidak
didasarakan pada teknik penarikan sample peluang (probability sampling) karena hal ini disebabkan penelitian
kualitatif melihat proses sampling sebagai parameter populasi yang dinamis
(McMillan dan Schumacher, 2001:404) dengan kata lain kekuatan dari penelitian
kualitatif terletak pada kekayaan informasi yang dimiliki sample. Sehingga
penentuan sample dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan tujuan
penelitian, masalah penelitian, tehnik pengumpulan data, dan keberadaan kasus
yang kaya akan informasi. Alasan lain kenapa sampling nonprobability lebih
tepat dalam penelitian kualitatif karena adanya ukuran populasi yang tidak
dapat dihitung maksudnya dikarenakan populasi sudah sedemikian besarnya
sehingga tidak bisa diketahui kondisi karakteristiknya tidak dapat
diidentifikasikan dengan jelas.
Adapun beberapa tehnik
pendekatan dalam pengambilan sample penelitian kualitatif yang sering digunakan
adalah:
1)
Purposive sampling or Judgment sampling
Purposive sampling juga dikenal dengan nama Judgment
sampling. Purposive sampling adalah teknik penarikan sample berdasarkan
pertimbangan tertentu atau tujuan dari peneliti dan dapat mewakili populasi. Pendapat
ini didukung oleh L.R. Gay, G. E. Mills dan P. Airasian yang mengatakan bahwa “
purposive sampling also referred to as
judgment sampling, is the process of selecting a sample that is believed to be
representative of a given population.”[15]
Adapun contoh dalam purposive sampling adalah jika
ingin meneliti perkembangan pendidikan di Indonesia maka sample sumber datanya
adalah orang yang ahli dalam bidang pendidikan di Indonesia (Mentri Pendidikan,
Kritisi Pendidikan)
2)
Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sumber
data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama kelamaan menjadi besar dikarenakan
jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang
lengkap sehingga diperlukan sumber data lain yang dapat digunakan sebagai
sumber data pelengkap.
Contoh dalam pengambialn sample dari
snowball sampling adalah dalam kasus Perkelahian antar pelajar SMP, si peneliti
mengambil data penyebab terjadinya perkelahian tersebut kemudian dari sumber
pertama datanya belum memuaskan sehingga peneliti mencari sumber yang lain
berdasarkan rujuan dari sample pertama dan seterusnya, sehingga data yang
diperoleh menjadi lengkap.
III.
Ukuran
Sampel (Sample Size)
Pertanyaan
yang sering kali muncul adalah seberapa besar sampel yang harus digunakan untuk
sebuah penelitian agar memperoleh data yang representative? Jawabannya
tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang di kehendaki. Yakni
semakin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan, dan sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan maka akan semakin
besar jumlah sampel yang diperlukan. [16]
Ada
berbagai macam cara untuk menentukan ukuran bagi sampel suatu penelitian.
Peneliti dapat menyesuaikan ukuran sampel yang akan digunakan dengan jenis penelitian
yang dilakukan. Seperti pendapat L.R. Gay yang menawarkan beberapa ukuran
minimum dalam menentukan ukuran sampel berdasarkan jenis/tipe penelitian: untuk
penelitian deskriptif minimum 10% dari populasi. Untuk populasi yang sangat
kecil diperlukan minimum 20% ; untuk penelitian korelasi setidaknya sebanyak 30
subjek; untuk penelitian kausal kompratif atau penelitian ex post facto minimum
30 subjek per kelompok; dan untuk penelitian eksperimen minimum 15 subjek per
kelompok. Namun beberapahli meyakini bahwa 30 subjek per kelompok dapat
diprtimbangkan sebagai ukuran minimum.[17]
IV.
Kekeliruan
Sampling (Sampling Bias)
Dalam tahap pengumpulan
data sampel kadang kala kekeliruan sampling dapat terjadi. Kekeliruan ini
terjadi karena kesalahan pribadi peneliti dalam mengumpulkan data sampel baik
itu dalam menentukan ukuran sampel ataupun penggunaan instrument yang tidak tepat.
Hal serupa di kemukakan oleh L. R. Gay (1987) “Selecting sample using the very best technique does not that they will
be representative of the population. Sampling error, beyond of the researcher,
can exist.”[18]
Dalam proses penelitian
harus terbebas atau paling tidak hanya memiliki sedikit kesalahan baik pada
saat pengumpulan data sampai pada penyajian informasi sebagai hasil penelitian.
Begitupun halnya dalam proses sampling. Oleh sebab itu, kekeliruan sampling
harus di antisipasi sedini mungkin. Adapun beberapa kekeliruan dalam sampling
misalnya dalam menentukan jumlah sampel yang harus di ambil, populasi yang
tidak jelas, pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan objek yang di teliti
ternyata seluruhnya tidk didapat.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
a. Dalam
setiap penelian memerlukan sumber data dimana data tersebut diambil dari suatu
sample
b. Dalam
pengambilan sampel memerlukan teknik pengambilan sample, yang tediri dari dua
tipe yaitu berdasarkan proses pemilihan dan peluang.pemilihan
c. Teknik
sampling yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitative yakni: random
sampling, cluster sampling, stratified sampling, sistematis sampling, convience
sampling, purposive sampling dan quota sampling.
d. Teknik
sampling yang biasa digunakan dalam penelitian kualitative adalah purposive dan
snowball sampling
e. Dalam
menentukan ukuran sample ada beberapa macam salah satunya dengan menggunakan
pendapat Gay ataupun menggunakan table Isaac dan Michael (lihat tabel: Sugiyono.
(2007). Metode penelitian kuantitatif
kualitatif dan R&D. Alfbeta: Bandung. H.87.)
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan. Budi., 2007. Metodologi
Penellitian. Cianjur-Jawa Barat,. LPPM-YPPI Universitas Putra Indonesia.
James H. McMillan &
Sally schumacher.2001. Research in
Education a Conceptual Introduction. 5th Edition. New
York: Addison Wesley Longmen Inc.
Gay. L.R., 1987. Educational Research Competencies for Analysis and Application.
Ohio. Merrill Publishing Company.
Gay. L. R., Mills. G.E., and Airasian. P.,
2009. Educational Research Competencies
for Analysis and Applications. Colombus, Ohio.Pearson.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif KUalitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
[1]
L.R. Gay. 1987. Educational Research
Competencies for Analysis and Application. Ohio. Merrill Publishing
Company. Page. 103
[3]
L.R. Gay, op.cit. p.102
[4]
[n] perluasan data di luar data yg tersedia, tetapi tetap mengikuti pola
kecenderungan data yg tersedia itu. Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/ekstrapolasi#ixzz2equBgEm8
[6]
Budi Hermawan. 2007. Metodologi
Penellitian. Cianjur-Jawa Barat,. LPPM-YPPI Universitas Putra Indonesia. h.54.
[7]
Budi Hermawan. Op.cit, hh.
54-55
[8]
L.R Gay. Op. cit., h.101
[9]
Prof. Dr. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif KUalitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung. h. 81
[10]
Ibit., h.82
[11]
L.R. Gay, G. E. mills, and P. Airasian. 2009. Educational
Research Competencies for Analysis and Applications.
Colombus, Ohio.Pearson. p.135
[12]
re.pre.sen.ta.tif
[a] dapat (cakap, tepat) mewakili; sesuai dng fungsinya sbg wakil: data itu kurang -- untuk dijadikan dasar penelitianReferensi: http://kamusbahasaindonesia.org/representatif#ixzz2fGNzV94b
[a] dapat (cakap, tepat) mewakili; sesuai dng fungsinya sbg wakil: data itu kurang -- untuk dijadikan dasar penelitianReferensi: http://kamusbahasaindonesia.org/representatif#ixzz2fGNzV94b
[14]
Ibit. h.
135
[15] L.R. Gay, G. E. mills, and P. Airasian. 2009.
Educational Research Competencies
for Analysis and Applications. Colombus,
Ohio.Pearson. p. 134
[16]
Prof. Dr. Sugiyono, op.cit., h. 86
[17]
L.R. Gay, op.cit, hh.114-115.
[18]
Ibid. h.115.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar